Siluet Albedo menyusut secara bertahap saat dia mengejar Powered Suit merah.
Dan sekarang, Ainz merupakan satu-satunya yang tersisa di kamp. Jika semua berjalan sesuai rencana, acara utamanya pasti akan segera dimulai.
Ainz mengucapkan mantranya, [ Body of Effulgent Beryl ].
Mereka yang ingin menghancurkan Ainz, bahkan jika mereka sedikit mengetahui kelemahan monster bertipe skeletal, pastilah mereka mengerti untuk menggunakan senjata tumpul menghadapinya. Jika Ainz kehilangan sebagian besar HP karena kelemahannya sebelum dia mencapai tujuannya, hal itu cukup menjadi masalah.
Kemudian, [ Delay Teleportation ] yang dilemparkan Ainz sebelumnya, mulai berefek.
Dengan kata lain, segala sesuatunya benar-benar berjalan seperti yang dia prediksi.
Sepertinya Albedo bukanlah target mereka. Ainz merasa lega. Jika dia yang menjadi target mereka, semuanya akan menjadi cukup sulit.
Tapi - benarkah itu yang terjadi? Mungkinkah ini jebakan berlapis ganda?
Musuh itu berteleportasi di belakang Ainz.
Satu orang musuh.
Seseorang yang lebih menyukai pertempuran jarak dekat.
Sementara lawannya sedang terkena delay, Ainz melemparkan mantra [ Explode Mine ] pada arah tujuan teleportasi. Setelah itu, dia berdiri diam, menunggu lawannya tiba. Pada awalnya, dia telah merencanakan untuk menggunakan [ Life Essence ] untuk mengkonfirmasi HP mereka yang terkuras, tetapi pada akhirnya memutuskan untuk tidak melakukannya.
Dia mendengar suara ledakan saat lawannya tiba.
Ainz segera mulai bergerak maju, menjauh dari musuhnya, dan berbalik.
"Silver... tidak tunggu, kilau itu berbeda. Apakah itu platinum? Ataukah logam yang tidak kuketahui?"
Ledakan itu mengepulkan sedikit debu dan di pusatnya, berdiri satu set full-body armor berwarna platinum.
Empat senjata melayang berada di dekatnya, mereka mengikuti setiap gerakannya.
Tombak, katana, palu, dan pedang besar.
Seluruhnya terlalu besar untuk ukuran manusia, penampilan senjata itu seperti meneriakan bentuk mereka yang terlalu berlebihan. Ruang Harta Nazarick memiliki lebih banyak senjata seperti ini.
Senjata-senjata itu memiliki kilau yang sama dengan armornya, maka sangat mungkin jika itu bukanlah terbuat dari silver, melainkan platinum.
Namun, karena itulah yang terjadi, hal itu malah semakin membuatnya penasaran. Mengabaikan nilai moneter dari logam mulia, platinum sama sekali tidak memiliki efek sihir khusus. Dia tidak bisa memahami keuntungan apa yang bisa di dapatkan dengan menciptakan senjata dan armor darinya.
Penjelasan yang paling memungkinkan yaitu senjata itu hanya dilapisi platinum saja, untuk menyembunyikan logam sebenarnya yang digunakan untuk membuat perlengkapannya. Contoh yang bisa dia pikirkan yaitu Golem yang baru saja dirinya pelajari di dalam ruangan Kyouhukou. Contoh lainnya teknik serupa yang digunakan di Nazarick.
Penjelasan yang paling memungkinkan berikutnya adalah bahan dasar senjata itu merupakan logam yang identik dengan platinum dari segi warnanya - tetapi Ainz tidak begitu mengetahui jenis-jenis logam di dunia ini.
Seluruh perhatian Ainz terpaku pada setiap gerakan lawannya. Lagipula, informasi sekecil apapun bisa memberi keuntungan pada setiap pertarungan.
Yang membuatnya resah yaitu kenyataan jika lawannya, sejak pertemuan awal mereka, tidak menunjukkan respons emosional sama sekali. Sejak kemunculannya, dia berdiri diam di satu tempat dengan pose tak kenal takut. Apakah karena dirinya tidak menerima damage - dia tidak sama sekali tidak mengucurkan darah - seolah-olah dirinya menunjukan kemampuan penyembuhannya?
Tidak mungkin dia tidak menerima damage sedikitpun.
Sulit bagi Ainz untuk mempercayai orang itu telah menerima serangan penuh [ Explode Mine ] miliknya, tetapi kenyataannya serangannya hanya menodai armor yang menarik perhatian itu dengan debu. Bahkan dengan job class necromancy Ainz, serangan seperti itu masih mustahil baginya untuk mendapatkan kekebalan penuh terhadap damage mantra tingkat tinggi. Kemungkinan orang itu memainkan sebuah trik, terutama karena jenis damage [ Explode Mine ] berupa non-elemental, serangan itu tidak bisa ditidakan begitu saja.
Dalam hal itu, apakah dia menerimanya dan tak mempedulikannya saja, atau apakah itu berasal dari tekad melawan-atau-mati dirinya? Atau mungkin - dirinya benar-benar memiliki kemampuan untuk meniadakan damage serangan barusan.
"Apakah kau berpikir aku hanya akan berdiri di sini tanpa melakukan tindakan pencegahan? Masih ada banyak lagi di sekelilingmu— ”
Dia mencoba mengukur reaksi lawannya melalui percakapan, atau setidaknya itulah yang dia maksudkan. Namun lawannya, tidak memberinya banyak kesempatan untuk berbicara, karena armor itu tanpa malu-malu mengambil sikap ofensif. Palu yang melayang di sekelilingnya berpindah menuju tempat yang mudah diraihnya.
Itu memberikan sedikit informasi pada Ainz, membuatnya tertawa lembut di lubuk hatinya.
Ini menyiratkan jika target mereka bukanlah Albedo, melainkan Ainz sendiri.
Karena mereka tidak mau repot-repot berbicara dengan Ainz sebentarpun, mereka tidak berusaha untuk mengulur waktu. Mereka mungkin berencana untuk mengakhiri pertarungan ini sebelum bala bantuan bisa tiba.
Jika mereka muncul dari langit dan mulai berbicara dengannya, itu akan menyiratkan jika target mereka adalah Albedo atau malah mereka berdua merupakan target mereka.
Semuanya yang telah terjadi sampai saat ini sudah berada di ruang lingkup rencana Ainz.
Bagaimanapun, untuk seorang Ainzpun tidak bisa memprediksi langkah selanjutnya yang diambil lawannya.
Karena senjatanya bergerak bersamanya, Ainz menduga lawannya merupakan tipe petarung dan ingin memperpendek jarak di antara mereka. Sebaliknya, lawannya menggerakkan tangannya dengan gerakan *somatik, menyebabkan palu raksasa tiba-tiba menembak ke depan.
(TLer: gerakan spell casting)
Sangat cepat.
Serangannya yang dilemparkan ke arahnya seperti serangan seorang warrior tingkat tinggi, Ainz tidak bisa mengelak sedikitpun. Jika senjata ini tidak di enchanted, serangannya akan ditiadakan oleh kekebalannya terhadap proyektil yang tidak di enchanted, tetapi entah dugaan Ainz mana yang akan terjadi, senjata itu pasti di enchanted. Jika itu masalahnya, Ainz berdiri diam, menirukan sikap yang tadi digunakan lawannya ketika dia menerima serangan. Tentu saja, mantera diaktifkan sesaat palu itu mengenai tubuh Ainz.
Seluruh damage serangan *gada itu ditiadakan oleh mantra [ Body of Effulgent Beryl ]. Tatapannya tetap tertuju pada lawannya selama ini, mengamati setiap gerakannya. Pada saat itu, lawannya berhenti bergerak, mungkin karena terkejut Ainz sama sekali tidak menerima damage.
(TLer: sejenis senjata pemukul besar, senjata tumpul, serangan hataman/benda tumpul)
Palu kembali ke posisi semula secepat diluncurkannya, lalu melayang di sekeliling musuh.
"Muwahahahaha—"
Ainz tertawa keras dengan tangan terulur ke luar untuk menunjukkan dirinya tidak terluka.
"-Apakah kau mengerti sekarang? Aku yakin kau sudah menyadarinya, skeleton lemah terhadap serangan gada. Itu juga berlaku bagiku. Jadi, apakah kau benar-benar mempercayai aku tidak akan mengambil tindakan pencegahan untuk serangan itu? Kau tahu aku tidak akan sebodoh itu? ...Ya benar."
Ainz menepuk tubuhnya sendiri, "Aku kebal terhadap serangan gada."
Sementara dia mencibir, lawannya tidak mengambil kesempatan untuk menyerang. {Apa artinya itu?} Ainz merenung. Jika dia membuat kesalahan di sini, dia mungkin tidak bisa menguasai situasi.
Musuh mendarat, mengangkat tangan, dan berbicara. Suaranya merupakan suara seorang pria.
"[ Wall of the World ]!"
Dengan musuhnya sebagai pusatnya, gelombang kejut yang melintas di udara melewati Ainz.
Jika terus berkembang dari bentuk awalnya, tempat ini akan tertutup dalam kubah. Ukurannya sangat besar, setidaknya lebarnya satu kilometer. Albedo dan semua guardian lainnya seharusnya berada di luar jangkauannya.
Ainz mulai berpikir dengan tenang.
Ini merupakan salah satu trik lama pada buku panduan, untuk memutus hubungan musuh dengan dunia luar. Lalu, seberapa sulitkah untuk menembusnya? Apakah itu dapat mencegah seseorang melarikan diri? Apakah teleportasi masih berfungsi?
Efek dan luas efeknya juga harus dipertimbangkan. Karena bentuknya berupa kubah, bisakah seseorang menembusnya melalui tanah?
Dan yang paling penting, bisakah dia menghancurkannya dengan suatu cara?
Dia sangat kekurangan informasi dan dengan demikian tidak bisa memastikan apa pun, namun dirinya setidaknya bisa membuat beberapa kesimpulan yang belum sempurna..
Pertama-tama, lawannya mengetahui Ainz pastilah seorang magic caster, maka kubah ini setidaknya harus mampu memblokir mantra teleportasi.
Kecuali dia punya alasan untuk tidak menggunakan World Class Item yang bisa mendominasi pikiran, orang ini bukanlah orang yang mencuci otak Shalltear. Bagaimana jika ada alasan khusus mengapa dia tidak menggunakannya? Pertanyaan terus menumpuk, tetapi satu hal yang dia yakini adalah dirinya tidak boleh meremehkan musuh ini.
Itu karena Ainz menguasai berbagai macam mantra dan kemampuan khusus. Dari pengalaman yang dia kumpulkan melalui eksperimen, dirinya mengetahui kemampuan penuh mantra-matra itu. Hal Ini yang menempatkan Ainz di puncak Nazarick dalam bidang strategi pertempuran.
Namun, kemampuan yang baru saja digunakan musuh ini, Ainz tidak bisa mengingatnya. Kemampuan yang akan mencakup area seluas ini pasti berasal dari mantra Tingkat Super atau World Class Item. Ini berarti lawannya memiliki akses yang mudah pada - penggunaan langsung - skill yang dapat menyaingi ketinggian kemampuan itu.
Dia tidak diragukan lagi merupakan musuh yang kuat.
Seseorang yang bisa menghapus Ainz, dan Floor Guardian Level 100 lainnya, dari dunia ini.
Namun, dihadapkan dengan musuh ini, Ainz sama sekali tidak menunjukkan ekspresi.
Tentu saja, wajah Ainz tidak bisa menunjukkan apapun, tetapi ketidakyakinannya masih bisa diamati dari sikap dan nada bicaranya. Ainz Ooal Gown tidak akan pernah melakukan sesuatu yang tidak sedap dipandang seperti itu.
Pada saat yang sama, dia tidak bisa membiarkan musuh untuk merasakan kegembiraan dan kelegaan Ainz.
Pemikiran, {lebih bijak bagiku untuk menjadi seseorang yang menghadapinya} muncul di benaknya.
Ainz menyipitkan matanya dan terus mengamatinya.
Meskipun ini merupakan kemampuan yang tidak diketahui, dia masih bisa menangkap aspek-aspek tertentu darinya. Pertama, ini merupakan kemampuan yang cukup banyak menghabiskan HP. Mengingat itu, barrier ini bukanlah hanya pajangan. Jika dirinya tidak bisa mengetahui efek pastinya, dia akan berada dalam masalah besar.
Ainz telah melihat HP lawannya terkuras ketika dia mengaktifkan kemampuan itu menggunakan mantra [ Life Essence ]-nya. [ Mana Essence ] tidak memperlihatkan warna mananya, itu menyiratkan musuhnya merupakan warrior murni yang sama sekali tidak memiliki mana.
Jika dinding misterius itu merupakan penjara yang tak dapat di bobol, tidak akan aneh bagi lawannya, yang secara efektif memenjarakan Ainz di kubah ini, untuk sedikit bersantai.
Dengan pemikiran seperti itu, Ainz mulai dengan tenang mengajukan pertanyaan.
Dia menggunakan nada lembut berbeda dari nada suaranya setelah di serang menggunakan palu.
"Aku akan mengampuni seranganmu sebelumnya. Aku yakin kau sudah mengetahui namaku, tetapi izinkan aku memperkenalkan diri kembali. Aku adalah Sorcerer King Ainz Ooal Gown. Lalu, sekarang giliranmu. Bisakah kau memberitahuku namamu?"
Setelah beberapa detik hening, dia menerima balasan.
“... Riku Agneía”
Ainz segera mulai menganalisis informasi yang baru saja didapatnya.
Kemungkinan barrier ini tidak hanya mencegahnya melarikan diri, tetapi juga mencegah bala bantuan mendatanginya. Kenyataan dirinya akan mengambil risiko mengekspos informasi mengartikan dia mencoba untuk memberitahu Ainz, "kau tidak bisa melarikan diri," dan juga, "bala bantuanmu tidak akan datang."
Dalam dokumen yang disusun oleh Sebas dan Demiurge, tidak ada yang menyebutkan nama 'Riku'. Seseorang yang sekuat ini tidak akan terlewat dari jaringan pengumpulan informasi mereka. Bahkan jika dia merupakan hermit, masih ada sesuatu yang tidak bisa dijelaskan. Bagaimanapun, seseorang yang sekuat ini pasti akan berakhir muncul pada buku-buku sejarah Kingdom. Sangat tidak masuk akal karena sama sekali tidak ada catatan mengenai dirinya.
Penjelasan yang paling mungkin yaitu dia memberikan nama samaran padanya.
Tapi mengapa dia memberinya nama samaran?
Jika dia berasal dari Kingdom, dirinya seharusnya dengan bangga mendeklarasikan namanya dan tujuannya untuk menghancurkan akar semua kekejaman yang telah memulai perang ini. Apakah itu karena dia merupakan seseorang yang ingin tetap anonim atas kemauannya sendiri? Kemungkinan lain yaitu dia mencoba membuat Ainz bermusuhan terhadap Riku Agneia yang asli, atau mungkin pengetahuan tentang nama aslinya membuat Ainz dapat mengatasinya atau sesuatu yang seperti itu.
Meskipun pada dasarnya kerajaannya mencakup hutan belantara murni ketika wilayah itu berada di bawah kekuasaannya, mereka masih mengumpulkan cukup banyak informasi dari penduduk demihuman di tanah itu. Dari informasi yang mereka peroleh, salah satunya yaitu mengenai beberapa hubungan antara nama asli dan jiwa mereka, dan bagaimana seseorang bisa menjadi lebih rentan terhadap kutukan jika nama asli mereka diketahui. Namun, setelah Nazarick melakukan beberapa penyelidikan, mereka tidak dapat menemukan bukti konklusif dari fenomena semacam itu. Mereka telah menurunkan kategori informasi ini sebagai legenda rakyat biasa.
Maka mungkinkah Riku berasal dari suku yang memiliki kepercayaan yang seperti itu?
Dia memiliki informasi sedikit atau bahkan tidak sama sekali. Ini bukan situasi yang paling ideal baginya untuk mengambil keputusan secara gegabah. Sejauh yang dia ingat, hanya ada dua makhluk kuat yang memiliki relasi dengan platinum. Salah satunya bukan humanoid, yang kedua yaitu—
“Aku telah mendengar lagu-lagu dari para Bard, kisah heroik dari Tiga Belas Pahlawan. Beberapa nama mereka telah menghilang, meskipun aku ingat salah satu dari mereka mengenakan armor yang ditempa menggunakan platinum ... Jika ingatanku benar, namanya adalah Riku Agneía. Apakah para penyair itu tidak menyukai orang itu berada dalam kisah mereka?”
"Begitukah? Aku tidak tahu jika diriku cukup terkenal sehingga para bard menyanyikan namaku.”
Musuhnya tidak mengangkat bahu, juga tidak melakukan gerakan apa pun saat dia menjawab dengan tenang.
Apakah dia benar-benar salah satu dari Tiga Belas Pahlawan, atau dia hanya penipu? Mungkin ada detail yang dirinya lewatkan.
{Astaga}, pikir AInz.
Apa yang benar dan apa yang salah, sulit baginya untuk mengatakannya. Namun, mengingat bagaimana lawannya cukup percaya diri datang sendirian untuk menghadapi Ainz Ooal Gown yang bisa dengan mudah memusnahkan 200.000 pasukan dengan satu mantra, seluruh kemampuannya pasti sedang diselidiki dalam pertempuran ini.
"Riku, apakah kau keberatan aku memanggilmu dengan nama ini?"
"Kutolak."
Sebuah jawaban langsung, yang terisi dengan nada jijik.
“Sepertinya aku sangat tidak sopan padamu. Mungkin itu terlalu akrab memanggilmu dengan nama itu. Haruskah aku menyebutmu Agneía? Apakah kau masih keberatan?"
"Itu lebih baik."
"Oh. Kalau begitu, aku memiliki sebuah penawaran untukmu. Jadilah bawahanku, bagaimana dengan itu?"
Udara di sekitar Riku sedikit membeku. Dia tidak mengambil sikap, juga tidak bergerak sedikitpun. Riku hanya berdiri di sana tanpa terpengaruh.
Ainz tidak bisa mengerti dirinya.
Jika Riku melihatnya sebagai inferior, akan masuk akal mengapa dia tidak mengambil sikap sedikitpun. Bagaimanapun, Cocytus juga sama selama pertarungannya dengan lizardmen. Maka, apakah Riku memandang rendah dirinya atau tidak?
Dia merasa berbeda dibandingkan dengan Cocytus saat itu.
Jadi, mungkin itu sudah merupakan sikap yang ingin dia ambil untuk pertempuran ini.
Dia mungkin telah merencanakan untuk berdiri di satu tempat dan menyuruh senjata melayangnya melakukan semua pekerjaan untuknya, itulah sebabnya dia mengambil sikap bertarung seperti itu.
“... Sepertinya aku ditolak. Sungguh disayangkan. Bisakah aku memintanya sekali lagi? Saat ini aku mencoba merekrut individu-individu kuat untuk melayaniku. Bahkan Momon of Darkness dengan senang hati bekerja dibawahku. Jika kau bersedia menjadi bawahanku - aku bahkan akan mengakhiri penaklukan Kingdomku di sini. Kau sendiri lebih berharga dari kerajaan ini."
"Kutolak."
Jika kata-kata bisa membunuh. Tidak ada sedikit pun keraguan dalam suaranya.
Ainz, tanpa menunjukkan emosi apa pun, mulai merenungkan makna tersembunyi di balik percakapan kecil mereka barusan.
Bahkan jika dia memiliki keyakinan dirinya bisa mengalahkan Ainz dan menyelamatkan Kingdom, apakah dia benar-benar tidak memiliki sedikitpun keraguan? Bahkan jika Ainz terbunuh, apakah dia benar-benar meyakini pasukan Sorcerous Kingdom akan menyerah?
{... Mungkinkah dia sama sekali tidak mempedulikan Kingdom...? Apakah dirinya dari kerajaan lain?}
"[ Cloak of Light ]"
Armor Riku mulai bersinar. Untuk sesaat, Ainz berpikir jika itu adalah pantulan cahaya matahari yang mengenai armornya sampai dia menyadari bahwa HP Riku baru saja berkurang. Itu tidak diragukan lagi merupakan aktivasi semacam kemampuan.
Saat ini dia memiliki bukti nyata.
Kemampuan Riku membutuhkan pengorbanan HPnya sendiri.
Namun, karena HP yang hilang hanya bisa dipulihkan melalui mantra restoration atau potion, jika dibandingkan dengan kemampuan lain, kemampuan yang membutuhkan pengorbanan HP biasanya lebih lemah. Pada dasarnya, semakin tinggi biaya kemampuan HP, semakin kuat kemampuan itu. Logika yang sama pasti berlaku bahkan di dunia ini.
Riku telah mengaktifkan kemampuan istimewanya, itu mengartikan jebakan mereka telah gagal. Ainz segera melantunkan mantranya.
"[ Greater Teleportation ]"
Ainz berteleportasi menuju keluar kubah angin ini. Setelah penglihatannya telah disesuaikan, dia melihat barrier angin masih menghalangi jalannya.
"Gagal melakukan teleportasi..."
Dia melihat sekeliling. Sepertinya Riku tidak memiliki kemampuan untuk mengikuti teleportasinya, Riku tidak terlihat.
Di depan Ainz, tidak terlalu jauh, adalah tujuan yang ditujunya, Makam Besar Bawah Tanah Nazarick.
Dia setidaknya bisa mengkonfirmasi satu hal dari barrier ini: yaitu menggagalkan teleportasi sepenuhnya. Bisa dikatakan, karena dia saat ini berada di depan dinding barrier, itu mengartikan teleportasi ke tujuan yang berada di dalam barrier masih dapat dilakukan. Hanya teleportasi masuk dan keluar dari kubah yang dinonaktifkan. Sepertinya jika seseorang mencoba dan berteleportasi ke luar, mereka malah akan diteleportasi ke tepi kubah terdekat dengan tujuan yang ditujunya.
Ini merupakan informasi yang sangat penting.
Dia awalnya bermaksud untuk tidak menggunakan teleportasi sepanjang pertempuran ini, tetapi masih layak untuk mendapatkan informasi ini dengan mengorbankan salah satu kartu trufnya.
Ainz kemudian mengulurkan tangannya untuk menyentuh barrier.
Jika itu memiliki kemampuan pertahanan, dia mungkin akan segera menerima damage, tetapi itu tidak mungkin. Dia mengira begitu karena teleportasinya yang digagalkan juga tidak memberinya damage.
Tulang-tulang di jarinya membuat kontak dengan barrier.
Berlawanan dengan penampilannya yang lembut, menembusnya sangatlah sulit. Ketika dia mencoba mengerahkan kekuatan padanya, tidak pernah tertembus, tidak berefek sedikitpun. Kubah itu seperti tembok yang memisahkan dunia.
Ainz mengeluarkan koin emas biasa dan melemparkannya.
Koin itu mengenai barrier dan memantul.
Selanjutnya, dia melemparkan mantra [ Lightning ] pada sudut yang sudah dihitung sebelumnya.
"... Tidak bisa menembusnya, hmmm."
Saat dia merasa puas dengan hasil eksperimennya, mantra [ Delay Teleportation ] diaktifkan sekali lagi. Tidak diragukan lagi itu merupakan Riku.
Ainz melantunkan [ Body of Effulgent Beryl ] dan berdiri di sana, dengan punggung menghadap Riku.
Setelah Riku muncul, dia menggunakan beberapa benda tak dikenal untuk membanting tubuh Ainz dengan kecepatan tinggi. Karena itu merupakan damage senjata gada, damage itu sepenuhnya ditiadakan oleh [ Body of Effulgent Beryl ].
Namun entah karena alasan apa, tubuhnya dibuat terbang dan ditekan menuju barrier. Itu sangat tidak biasa. Biasanya ketika damage serangan telah ditiadakan, efek sekundernya tidak akan berlaku. Namun, serangan Riku tidak mengikuti aturan ini. Jadi apa artinya itu? Dia belum mengetahuinya.
Ainz perlahan, dan anggun, berbalik.
Palu kembali ke sisi Riku. Keempat senjata yang mengelilingi Riku berbeda dari sebelumnya: mereka semua bersinar putih. Dikombinasikan dengan armornya, itu terlihat keren.
Di sisi lain, HP Riku semakin menurun.
Dia telah kehilangan lebih banyak HP dibandingkan ketika dirinya mengaktifkan kemampuan itu pada armornya beberapa saat yang lalu. Apakah itu karena dia harus menerapkan kemampuan itu untuk setiap senjata secara terpisah atau karena teleportasi telah menyebabkan juga dirinya kehilangan sedikit HP? Ainz menginginkan lebih banyak informasi.
"Aku kebal terhadap serangan gada, aku yakin diriku sudah mengatakan itu... jadi bagaimana kau melakukan itu?"
"... Bahkan jika kau bisa berteleportasi, kau tidak bisa menggunakannya untuk menembus barrier ini. Takdirmu adalah mati di sini."
{Jawab pertanyaannya, goblok}, Ainz memikirkan itu tetapi tidak mengatakannya dengan keras. Lagipula, jika dia ingin lawannya berbicara, dirinya harus berhati-hati agar lawannya tidak kesal padanya.
"Aku mengerti. Aku terkesan kau mampu menciptakan barrier yang tak tertembus. Aku berasumsi jika dirimu telah membulatkan tekad kan?”
Tiada respon. Salah satu dari empat senjata, pedang besar, berhenti bergerak.
-Dia datang.
Riku sepertinya tidak ingin berbicara dengannya. Ainz membuat langkah pertama dengan pemikiran itu.
"[ Twin Magic: Obsidian Sword ]"
Ainz men-summon dua pedang obsidian dan bergegas melesat kearah Riku.
Jika lawannya menggunakan senjata yang bisa melayang, dia akan melakukan hal yang sama.
Salah satu pedang dipentalkan oleh pedang besar Riku dan serangan lainnya dihindari dengan cara yang tidak wajar.
"Apa!?"
Ainz yang terkejut menyuarakan pikirannya.
Yang mengejutkan bukanlah kenyataan jika Riku bisa mengelak dari serangan itu, melainkan bagaimana dia menghindarinya. Bahkan Cocytus tidak akan mampu melakukan apa yang baru saja dilakukan Riku.
Riku telah melakukan salto ke samping setinggi kepala untuk menghindari serangan. Meskipun ada keanehan lain selain dari apa yang baru saja dia lakukan, Ainz seharusnya tidak fokus pada detail itu saat ini. Pertanyaan-pertanyaan itu terwujud karena gerakan itu tidak manusiawi.
Biasanya ketika seorang humanoid melompat, mereka akan menekuk lutut dan memberikan kekuatan pada kakinya. Harus ada gerakan refleksif sebelum lompatan yang sebenarnya. Namun, Riku melewatkan semua itu, tidak menggunakan kekuatan sama sekali, namun masih melakukan salto ke samping dengan sikap yang sama sepanjang waktu pertarungan berlangsung.
Sementara itu bukanlah tidak mungkin, terutama dengan mantra seperti [ Fly ], bahkan Ainz tidak mampu melakukannya. Tubuh seseorang akan selalu bergerak secara refleks dengan cara tertentu ketika melakukan gerakan seperti itu.
Mungkin mereka yang mahir menggunakan [ Fly ] akan bisa melakukan gerakan itu, tetapi Ainz masih merasa aneh oleh gerakan itu. Kesimpulan seperti itu masih samar di lidahnya, tetapi otaknya tidak bisa mengekspresikannya dengan benar.
Sementara Ainz semakin kesal, Riku membalas dengan pedang besarnya. Dua pedang Ainz dipentalkan oleh senjata melayang lain di sekeliling Riku.
Pedang besar itu, seolah-olah memiliki pikirannya sendiri, melesat ke arah Ainz, membuatnya memikirkan Guild Weaponnya. Ainz memberikan sihir pertahanan sebagai responsnya.
"[ Wall of Skeleton ]"
Pedang besar beradu dengan dinding yang baru dibuat. [ Wall of Skeleton ] dihancurkan dalam satu serangan.
"Impresif."
Di tempat di mana [ Wall of Skeleton ] berdiri, ujung pedang besar itu menunjuk ke arah Ainz saat melayang. Dia kira pedang itu akan kembali ke sisi Riku setelah barusan, tetapi sebaliknya melesat ke arah Ainz seolah-olah seseorang memegangnya. Di sisi lain, Riku berdiri diam di lokasi asalnya, dengan sikap sebelumnya.
Dari pengamatannya pada sikap itu, apa yang ada di ujung lidah Ainz akhirnya keluar.
Memang, dia hanya seperti boneka.
Riku bergerak seperti boneka yang senarnya masih utuh.
Seolah-olah tangan raksasa ada di belakangnya, yang satu mengendalikan tubuh dan yang lain mengendalikan senjata.
{Ini bukan sesuatu seperti [ Psychokinesis ] mengendalikan senjata, tetapi juga armor? Itupun, kalau isi armor kosong? Atau apakah ada juga seseorang yang memakai di dalamnya?}
Dihadapi dengan pedang besar yang memotong dari atas ke bawah, Ainz mengeluarkan [ Blasting Staff ] untuk menghentikannya.
Jumlah tekanan yang diberikan padanya membuatnya merasa seolah-olah dia sedang dipaku ke tanah.
Jika dia memiliki skill penghancur senjata, akan sangat berharga untuk menargetkan pedang besar ini secara khusus, tetapi Ainz tidak mau repot-repot mempelajari skill seperti itu. Bahkan mantra asam anti-material akan membutuhkan sedikit waktu untuk melelehkan pedang ini, karena hal itu dia lebih memilih menyerang Riku sebagai gantinya.
"[ Grasp Heart ]"
Itu merupakan mantra necromancy favorit Ainz, namun itu tidak berpengaruh pada Riku sedikitpun.
Apakah dia memiliki kekebalan terhadap necromancy? Atau apakah lawannya dapa menahan efek status negatif? Sementara Ainz masih mempertimbangkan hal-hal itu, pedang besar itu diayunkan padanya dengan kecepatan yang lebih cepat.
"Guhhh!"
Dia tidak bisa menahan atau menghindarinya tepat waktu, karena itu tubuhnya menerima serangan penuh darinya. Setelah menerima seramgam, Ainz mundur sedikit sampai menabrak barrier di belakangnya. Posisi ini tidak menguntungkan baginya.
"[ Greater Teleportation ]"
Ainz berteleportasi ke atas. Karena mereka di-summon menggunakan summoning magic non-konvensional, kedua pedang segera kembali ke sisi Ainz.
Karena dia tepat di atas lawannya, dia akan mudah ditargetkan. Ainz tidak berteleportasi jarak jauh, juga tidak bertujuan untuk mengulur waktu sampai Albedo tiba. Pertempuran ini merupakan keinginannya.
Hanya sebagai tindakan pencegahan, dia melantunkan [ Body of Effulgent Bery l ] lagi sembari mengamati Riku, yang terlihat seperti titik dari sudut pandangnya. Dia mulai terbang keatas begitu dia melihat Ainz.
Dia tidak mencoba menyerang Ainz dengan senjatanya, itu mungkin karena batasan jangkauannya.
Ainz merespons dengan turun.
Saat mereka saling berpapasan, dia meluncurkan pedang obsidian kembar.
Konstruksi [ Obsidian Sword ] hanya bisa digunakan sebagai alat ofensif dan tidak bisa digunakan untuk membela diri. Itu karena durability pedang obsidian telah berkurang banyak setelah digunakan untuk menerima serangan lawan. Jika digunakan secara defensif, daya tahan pedang akan cepat berkurang sampai hancur.
Riku menggunakan senjata di sekelilingnya untuk mementalkan dua pedang yang melayang tinggi di langit.
Apakah dia mengerahkan seluruh kemampuannya untuk pertahanan? Riku tidak memilih untuk melakukan serangan balik.
Setelah menyerang Riku, Ainz mendarat di tanah dan menyadari tombak meluncur ke arahnya dengan kecepatan menggelikan.
Ainz melompat maju, nyaris tidak menghindari serangan. Karena dia sudah mengaktifkan [ Fly ], dia tidak memiliki masalah untuk terbang kembali.
Ainz berdiri untuk menjauhkan diri dari tempat itu ketika Riku dengan santai turun ke tanah. Tiga senjata melayang di sekelilingnya dan tombak yang telah ditancapkan ke tanah segera kembali ke posisi mereka lagi.
Ainz juga membuat dua pedang obsidiannya melayang di sisinya.
Gerakannya membuat Ainz semakin mempercayai adanya makhluk hidup di dalam armor itu. Lututnya tidak menekuk sama sekali ketika dia mendarat.
Pada saat inilah Riku, yang telah berdiri dengan sikap yang sama selama ini, tiba-tiba mengambil pedang besar dengan tangannya sendiri.
Jarak antara mereka ditutup dalam sekejap. Ini merupakan kecepatan tercepat yang pernah dia gunakan.
Dia seperti bintang jatuh.
Ainz mengirimkan dua pedang obsidian untuk menahan serangan Riku, tetapi mereka dipentalkan oleh katana Riku, kemudian jatuh ke tanah.
"[ Call Greater Thunder ]"
Beberapa kilatan petir menyambar pada Riku, namun dia tidak melambat sedikitpun. Bukannya dia tidak menerima damage, Ainz bisa melihat kolam HP-nya berkurang. Kemungkinan terbesarnya dia telah menahan seluruh bentuk rasa sakit yang dirinya terima.
Pedang besar itu diangkat tinggi di atas kepala Ainz sesaat sebelum diluncurkan ke bawah.
"Oooof!"
Saat Ainz menerima damage, dia melihat dari sudut matanya, katana Riku berayun mendekat dari samping.
Ainz mulai meluncurkan Blasting Staff-nya.
Riku menahan serangan itu dengan tubuhnya sendiri. Serangan fisik seorang magic caster tidak begitu mengesankan, maka jika dia memilih untuk menahan serangan itu, dirinya juga pasti berencana untuk menyerang Ainz.
Keputusannya tepat.
Jika Ainz ada di posisinya, dia akan melakukan hal yang sama.
Namun, itu merupakan kesalahan yang sangat fatal dalam situasi saat ini.
Ainz tersenyum puas ketika gelombang kejut mulai menyebar keluar. Riku terhempas jauh.
Blasting Staff memiliki efek knockback yang dienchanted serupa dengan Yamaiko’s Female Sensei's Iron Fist of Wrath. Biaya enchantnya merupakan kurangnya kemampuan ofensif sepenuhnya staf, tetapi itu bisa memberikan jarak antara seorang magic caster dan musuh mereka, salah satu hal yang paling penting bagi seorang caster.
Apakah itu dikarenakan oleh Riku yang terhempas? Serangan katananya hanya menggores Ainz sedikit, hampir tidak menyentuh tulang dadanya.
Riku tetap bertahan dengan sikap itu bahkan setelah dirinya dihempaskan. Ainz mengucapkan mantra lain.
"[ Summon Tenth-Tier Undead ]"
Yang menggantikan pedang obsidian kembar yaitu warrior berlevel 70, Doom Lord. Mahkota berkarat menempel di kepalanya dan jubah bernoda darah menggantung di punggungnya. Yang menghiasi full-plate armor-nya adalah beberapa bilah melengkung seperti scythe.
Sejumlah kecil energi negatif berbentuk kabut hitam terpancar dari celah dalam zirahnya. HPnya terus berkurang, penalty yang diberikan pada Doom Lord karena kelincahannya yang sangat tinggi untuk level 70. Mengoptimalkan mahluk summonan memerlukan penguasaan dari penempatan unit tersebut.
Namun, Ainz hanya ingin dia menjadi tamengnya, selain itu tidak ada yang penting baginya.
Summonan bagus digunakan sebagai perisai atau pedang.
Secara umum magic caster yang bisa menggunakan semuanya cukup kuat. Tetapi, jika seseorang mengerahkan warrior murni yang kuat akan bisa dengan mudah mengabaikan mahluk summonan seperti ini.
Misalnya, apa yang akan dilakukan Cocytus?
Dia mungkin akan mengabaikan mahluk summonan dan menuju summoner untuk membuat mereka berdua berada dalam jangkauannya.
Lalu apa yang akan dilakukan Albedo?
Dia mungkin akan menggunakan kemampuan defensifnya untuk mempersiapkan serangan langsung ke arah caster, mahluk summonannya hanyak akan Albedo abaikan. Dia juga bisa mengalihkan agro sehingga mereka akan saling membunuh.
Maka, apa yang akan Riku lakukan? Strategi Riku sampai saat ini adalah mengandalkan senjata serang otomatisnya. Meskipun dia telah menggunakan pedang besarnya, dia tidak menggunakan kemampuan khusus atau seni bela diri untuk menghadapinya. Karena alasan itu, Ainz benar-benar tidak memahami kemampuannya sebagai seorang warrior.
Itu sebabnya—
Riku memperpendek jarak di antara mereka dan langsung menuju Ainz tanpa ragu sedikitpun. Keputusan yang nekad.
Dia mungkin tipe yang memiliki spesialisasi dalam pertempuran jarak dekat bukan semata-mata mengandalkan senjata melayangnya. Karena alasan itu, jika dia dapat dengan cepat menghancurkan mahluk summonan-nya, Ainz akan kehilangan pilihan untuk memperlebar jarak di antara mereka.
Dihadapkan dengan Riku yang mendekat dengan cepat, Doom Lord mempererat cengkeramannya pada senjatanya, sebuah bilah melengkung panjang yang terpasang pada sebuah tiang, yaitu War Scythe. Scythe itu diselimuti energi negatif, terselimuti kabut hitam yang sama seperti sebelumnya.
Ainz menggunakan magical link yang dimilikinya dengan Doom Lord untuk memberikan perintahnya.
"Sangat mungkin jika lawan kita bukanlah makhluk hidup, tetapi cobalah untuk memastikannya," perintahnya tidak jelas. Tak perlu dikatakan, seorang mahluk summonan memiliki sebagian dari pengetahuan pemanggilnya, maka dirinya pastilah bisa memahami tujuan Ainz bahkan tanpa perintahnya, tetapi lebih baik untuk bermain dengan aman.
Doom Lord mengaktifkan kemampuan khususnya.
[ Ruinous Night ]
Dan sekarang, Ainz merupakan satu-satunya yang tersisa di kamp. Jika semua berjalan sesuai rencana, acara utamanya pasti akan segera dimulai.
Ainz mengucapkan mantranya, [ Body of Effulgent Beryl ].
Mereka yang ingin menghancurkan Ainz, bahkan jika mereka sedikit mengetahui kelemahan monster bertipe skeletal, pastilah mereka mengerti untuk menggunakan senjata tumpul menghadapinya. Jika Ainz kehilangan sebagian besar HP karena kelemahannya sebelum dia mencapai tujuannya, hal itu cukup menjadi masalah.
Kemudian, [ Delay Teleportation ] yang dilemparkan Ainz sebelumnya, mulai berefek.
Dengan kata lain, segala sesuatunya benar-benar berjalan seperti yang dia prediksi.
Sepertinya Albedo bukanlah target mereka. Ainz merasa lega. Jika dia yang menjadi target mereka, semuanya akan menjadi cukup sulit.
Tapi - benarkah itu yang terjadi? Mungkinkah ini jebakan berlapis ganda?
Musuh itu berteleportasi di belakang Ainz.
Satu orang musuh.
Seseorang yang lebih menyukai pertempuran jarak dekat.
Sementara lawannya sedang terkena delay, Ainz melemparkan mantra [ Explode Mine ] pada arah tujuan teleportasi. Setelah itu, dia berdiri diam, menunggu lawannya tiba. Pada awalnya, dia telah merencanakan untuk menggunakan [ Life Essence ] untuk mengkonfirmasi HP mereka yang terkuras, tetapi pada akhirnya memutuskan untuk tidak melakukannya.
Dia mendengar suara ledakan saat lawannya tiba.
Ainz segera mulai bergerak maju, menjauh dari musuhnya, dan berbalik.
"Silver... tidak tunggu, kilau itu berbeda. Apakah itu platinum? Ataukah logam yang tidak kuketahui?"
Ledakan itu mengepulkan sedikit debu dan di pusatnya, berdiri satu set full-body armor berwarna platinum.
Empat senjata melayang berada di dekatnya, mereka mengikuti setiap gerakannya.
Tombak, katana, palu, dan pedang besar.
Seluruhnya terlalu besar untuk ukuran manusia, penampilan senjata itu seperti meneriakan bentuk mereka yang terlalu berlebihan. Ruang Harta Nazarick memiliki lebih banyak senjata seperti ini.
Senjata-senjata itu memiliki kilau yang sama dengan armornya, maka sangat mungkin jika itu bukanlah terbuat dari silver, melainkan platinum.
Namun, karena itulah yang terjadi, hal itu malah semakin membuatnya penasaran. Mengabaikan nilai moneter dari logam mulia, platinum sama sekali tidak memiliki efek sihir khusus. Dia tidak bisa memahami keuntungan apa yang bisa di dapatkan dengan menciptakan senjata dan armor darinya.
Penjelasan yang paling memungkinkan yaitu senjata itu hanya dilapisi platinum saja, untuk menyembunyikan logam sebenarnya yang digunakan untuk membuat perlengkapannya. Contoh yang bisa dia pikirkan yaitu Golem yang baru saja dirinya pelajari di dalam ruangan Kyouhukou. Contoh lainnya teknik serupa yang digunakan di Nazarick.
Penjelasan yang paling memungkinkan berikutnya adalah bahan dasar senjata itu merupakan logam yang identik dengan platinum dari segi warnanya - tetapi Ainz tidak begitu mengetahui jenis-jenis logam di dunia ini.
Seluruh perhatian Ainz terpaku pada setiap gerakan lawannya. Lagipula, informasi sekecil apapun bisa memberi keuntungan pada setiap pertarungan.
Yang membuatnya resah yaitu kenyataan jika lawannya, sejak pertemuan awal mereka, tidak menunjukkan respons emosional sama sekali. Sejak kemunculannya, dia berdiri diam di satu tempat dengan pose tak kenal takut. Apakah karena dirinya tidak menerima damage - dia tidak sama sekali tidak mengucurkan darah - seolah-olah dirinya menunjukan kemampuan penyembuhannya?
Tidak mungkin dia tidak menerima damage sedikitpun.
Sulit bagi Ainz untuk mempercayai orang itu telah menerima serangan penuh [ Explode Mine ] miliknya, tetapi kenyataannya serangannya hanya menodai armor yang menarik perhatian itu dengan debu. Bahkan dengan job class necromancy Ainz, serangan seperti itu masih mustahil baginya untuk mendapatkan kekebalan penuh terhadap damage mantra tingkat tinggi. Kemungkinan orang itu memainkan sebuah trik, terutama karena jenis damage [ Explode Mine ] berupa non-elemental, serangan itu tidak bisa ditidakan begitu saja.
Dalam hal itu, apakah dia menerimanya dan tak mempedulikannya saja, atau apakah itu berasal dari tekad melawan-atau-mati dirinya? Atau mungkin - dirinya benar-benar memiliki kemampuan untuk meniadakan damage serangan barusan.
"Apakah kau berpikir aku hanya akan berdiri di sini tanpa melakukan tindakan pencegahan? Masih ada banyak lagi di sekelilingmu— ”
Dia mencoba mengukur reaksi lawannya melalui percakapan, atau setidaknya itulah yang dia maksudkan. Namun lawannya, tidak memberinya banyak kesempatan untuk berbicara, karena armor itu tanpa malu-malu mengambil sikap ofensif. Palu yang melayang di sekelilingnya berpindah menuju tempat yang mudah diraihnya.
Itu memberikan sedikit informasi pada Ainz, membuatnya tertawa lembut di lubuk hatinya.
Ini menyiratkan jika target mereka bukanlah Albedo, melainkan Ainz sendiri.
Karena mereka tidak mau repot-repot berbicara dengan Ainz sebentarpun, mereka tidak berusaha untuk mengulur waktu. Mereka mungkin berencana untuk mengakhiri pertarungan ini sebelum bala bantuan bisa tiba.
Jika mereka muncul dari langit dan mulai berbicara dengannya, itu akan menyiratkan jika target mereka adalah Albedo atau malah mereka berdua merupakan target mereka.
Semuanya yang telah terjadi sampai saat ini sudah berada di ruang lingkup rencana Ainz.
Bagaimanapun, untuk seorang Ainzpun tidak bisa memprediksi langkah selanjutnya yang diambil lawannya.
Karena senjatanya bergerak bersamanya, Ainz menduga lawannya merupakan tipe petarung dan ingin memperpendek jarak di antara mereka. Sebaliknya, lawannya menggerakkan tangannya dengan gerakan *somatik, menyebabkan palu raksasa tiba-tiba menembak ke depan.
(TLer: gerakan spell casting)
Sangat cepat.
Serangannya yang dilemparkan ke arahnya seperti serangan seorang warrior tingkat tinggi, Ainz tidak bisa mengelak sedikitpun. Jika senjata ini tidak di enchanted, serangannya akan ditiadakan oleh kekebalannya terhadap proyektil yang tidak di enchanted, tetapi entah dugaan Ainz mana yang akan terjadi, senjata itu pasti di enchanted. Jika itu masalahnya, Ainz berdiri diam, menirukan sikap yang tadi digunakan lawannya ketika dia menerima serangan. Tentu saja, mantera diaktifkan sesaat palu itu mengenai tubuh Ainz.
Seluruh damage serangan *gada itu ditiadakan oleh mantra [ Body of Effulgent Beryl ]. Tatapannya tetap tertuju pada lawannya selama ini, mengamati setiap gerakannya. Pada saat itu, lawannya berhenti bergerak, mungkin karena terkejut Ainz sama sekali tidak menerima damage.
(TLer: sejenis senjata pemukul besar, senjata tumpul, serangan hataman/benda tumpul)
Palu kembali ke posisi semula secepat diluncurkannya, lalu melayang di sekeliling musuh.
"Muwahahahaha—"
Ainz tertawa keras dengan tangan terulur ke luar untuk menunjukkan dirinya tidak terluka.
"-Apakah kau mengerti sekarang? Aku yakin kau sudah menyadarinya, skeleton lemah terhadap serangan gada. Itu juga berlaku bagiku. Jadi, apakah kau benar-benar mempercayai aku tidak akan mengambil tindakan pencegahan untuk serangan itu? Kau tahu aku tidak akan sebodoh itu? ...Ya benar."
Ainz menepuk tubuhnya sendiri, "Aku kebal terhadap serangan gada."
Sementara dia mencibir, lawannya tidak mengambil kesempatan untuk menyerang. {Apa artinya itu?} Ainz merenung. Jika dia membuat kesalahan di sini, dia mungkin tidak bisa menguasai situasi.
Musuh mendarat, mengangkat tangan, dan berbicara. Suaranya merupakan suara seorang pria.
"[ Wall of the World ]!"
Dengan musuhnya sebagai pusatnya, gelombang kejut yang melintas di udara melewati Ainz.
Jika terus berkembang dari bentuk awalnya, tempat ini akan tertutup dalam kubah. Ukurannya sangat besar, setidaknya lebarnya satu kilometer. Albedo dan semua guardian lainnya seharusnya berada di luar jangkauannya.
Ainz mulai berpikir dengan tenang.
Ini merupakan salah satu trik lama pada buku panduan, untuk memutus hubungan musuh dengan dunia luar. Lalu, seberapa sulitkah untuk menembusnya? Apakah itu dapat mencegah seseorang melarikan diri? Apakah teleportasi masih berfungsi?
Efek dan luas efeknya juga harus dipertimbangkan. Karena bentuknya berupa kubah, bisakah seseorang menembusnya melalui tanah?
Dan yang paling penting, bisakah dia menghancurkannya dengan suatu cara?
Dia sangat kekurangan informasi dan dengan demikian tidak bisa memastikan apa pun, namun dirinya setidaknya bisa membuat beberapa kesimpulan yang belum sempurna..
Pertama-tama, lawannya mengetahui Ainz pastilah seorang magic caster, maka kubah ini setidaknya harus mampu memblokir mantra teleportasi.
Kecuali dia punya alasan untuk tidak menggunakan World Class Item yang bisa mendominasi pikiran, orang ini bukanlah orang yang mencuci otak Shalltear. Bagaimana jika ada alasan khusus mengapa dia tidak menggunakannya? Pertanyaan terus menumpuk, tetapi satu hal yang dia yakini adalah dirinya tidak boleh meremehkan musuh ini.
Itu karena Ainz menguasai berbagai macam mantra dan kemampuan khusus. Dari pengalaman yang dia kumpulkan melalui eksperimen, dirinya mengetahui kemampuan penuh mantra-matra itu. Hal Ini yang menempatkan Ainz di puncak Nazarick dalam bidang strategi pertempuran.
Namun, kemampuan yang baru saja digunakan musuh ini, Ainz tidak bisa mengingatnya. Kemampuan yang akan mencakup area seluas ini pasti berasal dari mantra Tingkat Super atau World Class Item. Ini berarti lawannya memiliki akses yang mudah pada - penggunaan langsung - skill yang dapat menyaingi ketinggian kemampuan itu.
Dia tidak diragukan lagi merupakan musuh yang kuat.
Seseorang yang bisa menghapus Ainz, dan Floor Guardian Level 100 lainnya, dari dunia ini.
Namun, dihadapkan dengan musuh ini, Ainz sama sekali tidak menunjukkan ekspresi.
Tentu saja, wajah Ainz tidak bisa menunjukkan apapun, tetapi ketidakyakinannya masih bisa diamati dari sikap dan nada bicaranya. Ainz Ooal Gown tidak akan pernah melakukan sesuatu yang tidak sedap dipandang seperti itu.
Pada saat yang sama, dia tidak bisa membiarkan musuh untuk merasakan kegembiraan dan kelegaan Ainz.
Pemikiran, {lebih bijak bagiku untuk menjadi seseorang yang menghadapinya} muncul di benaknya.
Ainz menyipitkan matanya dan terus mengamatinya.
Meskipun ini merupakan kemampuan yang tidak diketahui, dia masih bisa menangkap aspek-aspek tertentu darinya. Pertama, ini merupakan kemampuan yang cukup banyak menghabiskan HP. Mengingat itu, barrier ini bukanlah hanya pajangan. Jika dirinya tidak bisa mengetahui efek pastinya, dia akan berada dalam masalah besar.
Ainz telah melihat HP lawannya terkuras ketika dia mengaktifkan kemampuan itu menggunakan mantra [ Life Essence ]-nya. [ Mana Essence ] tidak memperlihatkan warna mananya, itu menyiratkan musuhnya merupakan warrior murni yang sama sekali tidak memiliki mana.
Jika dinding misterius itu merupakan penjara yang tak dapat di bobol, tidak akan aneh bagi lawannya, yang secara efektif memenjarakan Ainz di kubah ini, untuk sedikit bersantai.
Dengan pemikiran seperti itu, Ainz mulai dengan tenang mengajukan pertanyaan.
Dia menggunakan nada lembut berbeda dari nada suaranya setelah di serang menggunakan palu.
"Aku akan mengampuni seranganmu sebelumnya. Aku yakin kau sudah mengetahui namaku, tetapi izinkan aku memperkenalkan diri kembali. Aku adalah Sorcerer King Ainz Ooal Gown. Lalu, sekarang giliranmu. Bisakah kau memberitahuku namamu?"
Setelah beberapa detik hening, dia menerima balasan.
“... Riku Agneía”
Ainz segera mulai menganalisis informasi yang baru saja didapatnya.
Kemungkinan barrier ini tidak hanya mencegahnya melarikan diri, tetapi juga mencegah bala bantuan mendatanginya. Kenyataan dirinya akan mengambil risiko mengekspos informasi mengartikan dia mencoba untuk memberitahu Ainz, "kau tidak bisa melarikan diri," dan juga, "bala bantuanmu tidak akan datang."
Dalam dokumen yang disusun oleh Sebas dan Demiurge, tidak ada yang menyebutkan nama 'Riku'. Seseorang yang sekuat ini tidak akan terlewat dari jaringan pengumpulan informasi mereka. Bahkan jika dia merupakan hermit, masih ada sesuatu yang tidak bisa dijelaskan. Bagaimanapun, seseorang yang sekuat ini pasti akan berakhir muncul pada buku-buku sejarah Kingdom. Sangat tidak masuk akal karena sama sekali tidak ada catatan mengenai dirinya.
Penjelasan yang paling mungkin yaitu dia memberikan nama samaran padanya.
Tapi mengapa dia memberinya nama samaran?
Jika dia berasal dari Kingdom, dirinya seharusnya dengan bangga mendeklarasikan namanya dan tujuannya untuk menghancurkan akar semua kekejaman yang telah memulai perang ini. Apakah itu karena dia merupakan seseorang yang ingin tetap anonim atas kemauannya sendiri? Kemungkinan lain yaitu dia mencoba membuat Ainz bermusuhan terhadap Riku Agneia yang asli, atau mungkin pengetahuan tentang nama aslinya membuat Ainz dapat mengatasinya atau sesuatu yang seperti itu.
Meskipun pada dasarnya kerajaannya mencakup hutan belantara murni ketika wilayah itu berada di bawah kekuasaannya, mereka masih mengumpulkan cukup banyak informasi dari penduduk demihuman di tanah itu. Dari informasi yang mereka peroleh, salah satunya yaitu mengenai beberapa hubungan antara nama asli dan jiwa mereka, dan bagaimana seseorang bisa menjadi lebih rentan terhadap kutukan jika nama asli mereka diketahui. Namun, setelah Nazarick melakukan beberapa penyelidikan, mereka tidak dapat menemukan bukti konklusif dari fenomena semacam itu. Mereka telah menurunkan kategori informasi ini sebagai legenda rakyat biasa.
Maka mungkinkah Riku berasal dari suku yang memiliki kepercayaan yang seperti itu?
Dia memiliki informasi sedikit atau bahkan tidak sama sekali. Ini bukan situasi yang paling ideal baginya untuk mengambil keputusan secara gegabah. Sejauh yang dia ingat, hanya ada dua makhluk kuat yang memiliki relasi dengan platinum. Salah satunya bukan humanoid, yang kedua yaitu—
“Aku telah mendengar lagu-lagu dari para Bard, kisah heroik dari Tiga Belas Pahlawan. Beberapa nama mereka telah menghilang, meskipun aku ingat salah satu dari mereka mengenakan armor yang ditempa menggunakan platinum ... Jika ingatanku benar, namanya adalah Riku Agneía. Apakah para penyair itu tidak menyukai orang itu berada dalam kisah mereka?”
"Begitukah? Aku tidak tahu jika diriku cukup terkenal sehingga para bard menyanyikan namaku.”
Musuhnya tidak mengangkat bahu, juga tidak melakukan gerakan apa pun saat dia menjawab dengan tenang.
Apakah dia benar-benar salah satu dari Tiga Belas Pahlawan, atau dia hanya penipu? Mungkin ada detail yang dirinya lewatkan.
{Astaga}, pikir AInz.
Apa yang benar dan apa yang salah, sulit baginya untuk mengatakannya. Namun, mengingat bagaimana lawannya cukup percaya diri datang sendirian untuk menghadapi Ainz Ooal Gown yang bisa dengan mudah memusnahkan 200.000 pasukan dengan satu mantra, seluruh kemampuannya pasti sedang diselidiki dalam pertempuran ini.
"Riku, apakah kau keberatan aku memanggilmu dengan nama ini?"
"Kutolak."
Sebuah jawaban langsung, yang terisi dengan nada jijik.
“Sepertinya aku sangat tidak sopan padamu. Mungkin itu terlalu akrab memanggilmu dengan nama itu. Haruskah aku menyebutmu Agneía? Apakah kau masih keberatan?"
"Itu lebih baik."
"Oh. Kalau begitu, aku memiliki sebuah penawaran untukmu. Jadilah bawahanku, bagaimana dengan itu?"
Udara di sekitar Riku sedikit membeku. Dia tidak mengambil sikap, juga tidak bergerak sedikitpun. Riku hanya berdiri di sana tanpa terpengaruh.
Ainz tidak bisa mengerti dirinya.
Jika Riku melihatnya sebagai inferior, akan masuk akal mengapa dia tidak mengambil sikap sedikitpun. Bagaimanapun, Cocytus juga sama selama pertarungannya dengan lizardmen. Maka, apakah Riku memandang rendah dirinya atau tidak?
Dia merasa berbeda dibandingkan dengan Cocytus saat itu.
Jadi, mungkin itu sudah merupakan sikap yang ingin dia ambil untuk pertempuran ini.
Dia mungkin telah merencanakan untuk berdiri di satu tempat dan menyuruh senjata melayangnya melakukan semua pekerjaan untuknya, itulah sebabnya dia mengambil sikap bertarung seperti itu.
“... Sepertinya aku ditolak. Sungguh disayangkan. Bisakah aku memintanya sekali lagi? Saat ini aku mencoba merekrut individu-individu kuat untuk melayaniku. Bahkan Momon of Darkness dengan senang hati bekerja dibawahku. Jika kau bersedia menjadi bawahanku - aku bahkan akan mengakhiri penaklukan Kingdomku di sini. Kau sendiri lebih berharga dari kerajaan ini."
"Kutolak."
Jika kata-kata bisa membunuh. Tidak ada sedikit pun keraguan dalam suaranya.
Ainz, tanpa menunjukkan emosi apa pun, mulai merenungkan makna tersembunyi di balik percakapan kecil mereka barusan.
Bahkan jika dia memiliki keyakinan dirinya bisa mengalahkan Ainz dan menyelamatkan Kingdom, apakah dia benar-benar tidak memiliki sedikitpun keraguan? Bahkan jika Ainz terbunuh, apakah dia benar-benar meyakini pasukan Sorcerous Kingdom akan menyerah?
{... Mungkinkah dia sama sekali tidak mempedulikan Kingdom...? Apakah dirinya dari kerajaan lain?}
"[ Cloak of Light ]"
Armor Riku mulai bersinar. Untuk sesaat, Ainz berpikir jika itu adalah pantulan cahaya matahari yang mengenai armornya sampai dia menyadari bahwa HP Riku baru saja berkurang. Itu tidak diragukan lagi merupakan aktivasi semacam kemampuan.
Saat ini dia memiliki bukti nyata.
Kemampuan Riku membutuhkan pengorbanan HPnya sendiri.
Namun, karena HP yang hilang hanya bisa dipulihkan melalui mantra restoration atau potion, jika dibandingkan dengan kemampuan lain, kemampuan yang membutuhkan pengorbanan HP biasanya lebih lemah. Pada dasarnya, semakin tinggi biaya kemampuan HP, semakin kuat kemampuan itu. Logika yang sama pasti berlaku bahkan di dunia ini.
Riku telah mengaktifkan kemampuan istimewanya, itu mengartikan jebakan mereka telah gagal. Ainz segera melantunkan mantranya.
"[ Greater Teleportation ]"
Ainz berteleportasi menuju keluar kubah angin ini. Setelah penglihatannya telah disesuaikan, dia melihat barrier angin masih menghalangi jalannya.
"Gagal melakukan teleportasi..."
Dia melihat sekeliling. Sepertinya Riku tidak memiliki kemampuan untuk mengikuti teleportasinya, Riku tidak terlihat.
Di depan Ainz, tidak terlalu jauh, adalah tujuan yang ditujunya, Makam Besar Bawah Tanah Nazarick.
Dia setidaknya bisa mengkonfirmasi satu hal dari barrier ini: yaitu menggagalkan teleportasi sepenuhnya. Bisa dikatakan, karena dia saat ini berada di depan dinding barrier, itu mengartikan teleportasi ke tujuan yang berada di dalam barrier masih dapat dilakukan. Hanya teleportasi masuk dan keluar dari kubah yang dinonaktifkan. Sepertinya jika seseorang mencoba dan berteleportasi ke luar, mereka malah akan diteleportasi ke tepi kubah terdekat dengan tujuan yang ditujunya.
Ini merupakan informasi yang sangat penting.
Dia awalnya bermaksud untuk tidak menggunakan teleportasi sepanjang pertempuran ini, tetapi masih layak untuk mendapatkan informasi ini dengan mengorbankan salah satu kartu trufnya.
Ainz kemudian mengulurkan tangannya untuk menyentuh barrier.
Jika itu memiliki kemampuan pertahanan, dia mungkin akan segera menerima damage, tetapi itu tidak mungkin. Dia mengira begitu karena teleportasinya yang digagalkan juga tidak memberinya damage.
Tulang-tulang di jarinya membuat kontak dengan barrier.
Berlawanan dengan penampilannya yang lembut, menembusnya sangatlah sulit. Ketika dia mencoba mengerahkan kekuatan padanya, tidak pernah tertembus, tidak berefek sedikitpun. Kubah itu seperti tembok yang memisahkan dunia.
Ainz mengeluarkan koin emas biasa dan melemparkannya.
Koin itu mengenai barrier dan memantul.
Selanjutnya, dia melemparkan mantra [ Lightning ] pada sudut yang sudah dihitung sebelumnya.
"... Tidak bisa menembusnya, hmmm."
Saat dia merasa puas dengan hasil eksperimennya, mantra [ Delay Teleportation ] diaktifkan sekali lagi. Tidak diragukan lagi itu merupakan Riku.
Ainz melantunkan [ Body of Effulgent Beryl ] dan berdiri di sana, dengan punggung menghadap Riku.
Setelah Riku muncul, dia menggunakan beberapa benda tak dikenal untuk membanting tubuh Ainz dengan kecepatan tinggi. Karena itu merupakan damage senjata gada, damage itu sepenuhnya ditiadakan oleh [ Body of Effulgent Beryl ].
Namun entah karena alasan apa, tubuhnya dibuat terbang dan ditekan menuju barrier. Itu sangat tidak biasa. Biasanya ketika damage serangan telah ditiadakan, efek sekundernya tidak akan berlaku. Namun, serangan Riku tidak mengikuti aturan ini. Jadi apa artinya itu? Dia belum mengetahuinya.
Ainz perlahan, dan anggun, berbalik.
Palu kembali ke sisi Riku. Keempat senjata yang mengelilingi Riku berbeda dari sebelumnya: mereka semua bersinar putih. Dikombinasikan dengan armornya, itu terlihat keren.
Di sisi lain, HP Riku semakin menurun.
Dia telah kehilangan lebih banyak HP dibandingkan ketika dirinya mengaktifkan kemampuan itu pada armornya beberapa saat yang lalu. Apakah itu karena dia harus menerapkan kemampuan itu untuk setiap senjata secara terpisah atau karena teleportasi telah menyebabkan juga dirinya kehilangan sedikit HP? Ainz menginginkan lebih banyak informasi.
"Aku kebal terhadap serangan gada, aku yakin diriku sudah mengatakan itu... jadi bagaimana kau melakukan itu?"
"... Bahkan jika kau bisa berteleportasi, kau tidak bisa menggunakannya untuk menembus barrier ini. Takdirmu adalah mati di sini."
{Jawab pertanyaannya, goblok}, Ainz memikirkan itu tetapi tidak mengatakannya dengan keras. Lagipula, jika dia ingin lawannya berbicara, dirinya harus berhati-hati agar lawannya tidak kesal padanya.
"Aku mengerti. Aku terkesan kau mampu menciptakan barrier yang tak tertembus. Aku berasumsi jika dirimu telah membulatkan tekad kan?”
Tiada respon. Salah satu dari empat senjata, pedang besar, berhenti bergerak.
-Dia datang.
Riku sepertinya tidak ingin berbicara dengannya. Ainz membuat langkah pertama dengan pemikiran itu.
"[ Twin Magic: Obsidian Sword ]"
Ainz men-summon dua pedang obsidian dan bergegas melesat kearah Riku.
Jika lawannya menggunakan senjata yang bisa melayang, dia akan melakukan hal yang sama.
Salah satu pedang dipentalkan oleh pedang besar Riku dan serangan lainnya dihindari dengan cara yang tidak wajar.
"Apa!?"
Ainz yang terkejut menyuarakan pikirannya.
Yang mengejutkan bukanlah kenyataan jika Riku bisa mengelak dari serangan itu, melainkan bagaimana dia menghindarinya. Bahkan Cocytus tidak akan mampu melakukan apa yang baru saja dilakukan Riku.
Riku telah melakukan salto ke samping setinggi kepala untuk menghindari serangan. Meskipun ada keanehan lain selain dari apa yang baru saja dia lakukan, Ainz seharusnya tidak fokus pada detail itu saat ini. Pertanyaan-pertanyaan itu terwujud karena gerakan itu tidak manusiawi.
Biasanya ketika seorang humanoid melompat, mereka akan menekuk lutut dan memberikan kekuatan pada kakinya. Harus ada gerakan refleksif sebelum lompatan yang sebenarnya. Namun, Riku melewatkan semua itu, tidak menggunakan kekuatan sama sekali, namun masih melakukan salto ke samping dengan sikap yang sama sepanjang waktu pertarungan berlangsung.
Sementara itu bukanlah tidak mungkin, terutama dengan mantra seperti [ Fly ], bahkan Ainz tidak mampu melakukannya. Tubuh seseorang akan selalu bergerak secara refleks dengan cara tertentu ketika melakukan gerakan seperti itu.
Mungkin mereka yang mahir menggunakan [ Fly ] akan bisa melakukan gerakan itu, tetapi Ainz masih merasa aneh oleh gerakan itu. Kesimpulan seperti itu masih samar di lidahnya, tetapi otaknya tidak bisa mengekspresikannya dengan benar.
Sementara Ainz semakin kesal, Riku membalas dengan pedang besarnya. Dua pedang Ainz dipentalkan oleh senjata melayang lain di sekeliling Riku.
Pedang besar itu, seolah-olah memiliki pikirannya sendiri, melesat ke arah Ainz, membuatnya memikirkan Guild Weaponnya. Ainz memberikan sihir pertahanan sebagai responsnya.
"[ Wall of Skeleton ]"
Pedang besar beradu dengan dinding yang baru dibuat. [ Wall of Skeleton ] dihancurkan dalam satu serangan.
"Impresif."
Di tempat di mana [ Wall of Skeleton ] berdiri, ujung pedang besar itu menunjuk ke arah Ainz saat melayang. Dia kira pedang itu akan kembali ke sisi Riku setelah barusan, tetapi sebaliknya melesat ke arah Ainz seolah-olah seseorang memegangnya. Di sisi lain, Riku berdiri diam di lokasi asalnya, dengan sikap sebelumnya.
Dari pengamatannya pada sikap itu, apa yang ada di ujung lidah Ainz akhirnya keluar.
Memang, dia hanya seperti boneka.
Riku bergerak seperti boneka yang senarnya masih utuh.
Seolah-olah tangan raksasa ada di belakangnya, yang satu mengendalikan tubuh dan yang lain mengendalikan senjata.
{Ini bukan sesuatu seperti [ Psychokinesis ] mengendalikan senjata, tetapi juga armor? Itupun, kalau isi armor kosong? Atau apakah ada juga seseorang yang memakai di dalamnya?}
Dihadapi dengan pedang besar yang memotong dari atas ke bawah, Ainz mengeluarkan [ Blasting Staff ] untuk menghentikannya.
Jumlah tekanan yang diberikan padanya membuatnya merasa seolah-olah dia sedang dipaku ke tanah.
Jika dia memiliki skill penghancur senjata, akan sangat berharga untuk menargetkan pedang besar ini secara khusus, tetapi Ainz tidak mau repot-repot mempelajari skill seperti itu. Bahkan mantra asam anti-material akan membutuhkan sedikit waktu untuk melelehkan pedang ini, karena hal itu dia lebih memilih menyerang Riku sebagai gantinya.
"[ Grasp Heart ]"
Itu merupakan mantra necromancy favorit Ainz, namun itu tidak berpengaruh pada Riku sedikitpun.
Apakah dia memiliki kekebalan terhadap necromancy? Atau apakah lawannya dapa menahan efek status negatif? Sementara Ainz masih mempertimbangkan hal-hal itu, pedang besar itu diayunkan padanya dengan kecepatan yang lebih cepat.
"Guhhh!"
Dia tidak bisa menahan atau menghindarinya tepat waktu, karena itu tubuhnya menerima serangan penuh darinya. Setelah menerima seramgam, Ainz mundur sedikit sampai menabrak barrier di belakangnya. Posisi ini tidak menguntungkan baginya.
"[ Greater Teleportation ]"
Ainz berteleportasi ke atas. Karena mereka di-summon menggunakan summoning magic non-konvensional, kedua pedang segera kembali ke sisi Ainz.
Karena dia tepat di atas lawannya, dia akan mudah ditargetkan. Ainz tidak berteleportasi jarak jauh, juga tidak bertujuan untuk mengulur waktu sampai Albedo tiba. Pertempuran ini merupakan keinginannya.
Hanya sebagai tindakan pencegahan, dia melantunkan [ Body of Effulgent Bery l ] lagi sembari mengamati Riku, yang terlihat seperti titik dari sudut pandangnya. Dia mulai terbang keatas begitu dia melihat Ainz.
Dia tidak mencoba menyerang Ainz dengan senjatanya, itu mungkin karena batasan jangkauannya.
Ainz merespons dengan turun.
Saat mereka saling berpapasan, dia meluncurkan pedang obsidian kembar.
Konstruksi [ Obsidian Sword ] hanya bisa digunakan sebagai alat ofensif dan tidak bisa digunakan untuk membela diri. Itu karena durability pedang obsidian telah berkurang banyak setelah digunakan untuk menerima serangan lawan. Jika digunakan secara defensif, daya tahan pedang akan cepat berkurang sampai hancur.
Riku menggunakan senjata di sekelilingnya untuk mementalkan dua pedang yang melayang tinggi di langit.
Apakah dia mengerahkan seluruh kemampuannya untuk pertahanan? Riku tidak memilih untuk melakukan serangan balik.
Setelah menyerang Riku, Ainz mendarat di tanah dan menyadari tombak meluncur ke arahnya dengan kecepatan menggelikan.
Ainz melompat maju, nyaris tidak menghindari serangan. Karena dia sudah mengaktifkan [ Fly ], dia tidak memiliki masalah untuk terbang kembali.
Ainz berdiri untuk menjauhkan diri dari tempat itu ketika Riku dengan santai turun ke tanah. Tiga senjata melayang di sekelilingnya dan tombak yang telah ditancapkan ke tanah segera kembali ke posisi mereka lagi.
Ainz juga membuat dua pedang obsidiannya melayang di sisinya.
Gerakannya membuat Ainz semakin mempercayai adanya makhluk hidup di dalam armor itu. Lututnya tidak menekuk sama sekali ketika dia mendarat.
Pada saat inilah Riku, yang telah berdiri dengan sikap yang sama selama ini, tiba-tiba mengambil pedang besar dengan tangannya sendiri.
Jarak antara mereka ditutup dalam sekejap. Ini merupakan kecepatan tercepat yang pernah dia gunakan.
Dia seperti bintang jatuh.
Ainz mengirimkan dua pedang obsidian untuk menahan serangan Riku, tetapi mereka dipentalkan oleh katana Riku, kemudian jatuh ke tanah.
"[ Call Greater Thunder ]"
Beberapa kilatan petir menyambar pada Riku, namun dia tidak melambat sedikitpun. Bukannya dia tidak menerima damage, Ainz bisa melihat kolam HP-nya berkurang. Kemungkinan terbesarnya dia telah menahan seluruh bentuk rasa sakit yang dirinya terima.
Pedang besar itu diangkat tinggi di atas kepala Ainz sesaat sebelum diluncurkan ke bawah.
"Oooof!"
Saat Ainz menerima damage, dia melihat dari sudut matanya, katana Riku berayun mendekat dari samping.
Ainz mulai meluncurkan Blasting Staff-nya.
Riku menahan serangan itu dengan tubuhnya sendiri. Serangan fisik seorang magic caster tidak begitu mengesankan, maka jika dia memilih untuk menahan serangan itu, dirinya juga pasti berencana untuk menyerang Ainz.
Keputusannya tepat.
Jika Ainz ada di posisinya, dia akan melakukan hal yang sama.
Namun, itu merupakan kesalahan yang sangat fatal dalam situasi saat ini.
Ainz tersenyum puas ketika gelombang kejut mulai menyebar keluar. Riku terhempas jauh.
Blasting Staff memiliki efek knockback yang dienchanted serupa dengan Yamaiko’s Female Sensei's Iron Fist of Wrath. Biaya enchantnya merupakan kurangnya kemampuan ofensif sepenuhnya staf, tetapi itu bisa memberikan jarak antara seorang magic caster dan musuh mereka, salah satu hal yang paling penting bagi seorang caster.
Apakah itu dikarenakan oleh Riku yang terhempas? Serangan katananya hanya menggores Ainz sedikit, hampir tidak menyentuh tulang dadanya.
Riku tetap bertahan dengan sikap itu bahkan setelah dirinya dihempaskan. Ainz mengucapkan mantra lain.
"[ Summon Tenth-Tier Undead ]"
Yang menggantikan pedang obsidian kembar yaitu warrior berlevel 70, Doom Lord. Mahkota berkarat menempel di kepalanya dan jubah bernoda darah menggantung di punggungnya. Yang menghiasi full-plate armor-nya adalah beberapa bilah melengkung seperti scythe.
Sejumlah kecil energi negatif berbentuk kabut hitam terpancar dari celah dalam zirahnya. HPnya terus berkurang, penalty yang diberikan pada Doom Lord karena kelincahannya yang sangat tinggi untuk level 70. Mengoptimalkan mahluk summonan memerlukan penguasaan dari penempatan unit tersebut.
Namun, Ainz hanya ingin dia menjadi tamengnya, selain itu tidak ada yang penting baginya.
Summonan bagus digunakan sebagai perisai atau pedang.
Secara umum magic caster yang bisa menggunakan semuanya cukup kuat. Tetapi, jika seseorang mengerahkan warrior murni yang kuat akan bisa dengan mudah mengabaikan mahluk summonan seperti ini.
Misalnya, apa yang akan dilakukan Cocytus?
Dia mungkin akan mengabaikan mahluk summonan dan menuju summoner untuk membuat mereka berdua berada dalam jangkauannya.
Lalu apa yang akan dilakukan Albedo?
Dia mungkin akan menggunakan kemampuan defensifnya untuk mempersiapkan serangan langsung ke arah caster, mahluk summonannya hanyak akan Albedo abaikan. Dia juga bisa mengalihkan agro sehingga mereka akan saling membunuh.
Maka, apa yang akan Riku lakukan? Strategi Riku sampai saat ini adalah mengandalkan senjata serang otomatisnya. Meskipun dia telah menggunakan pedang besarnya, dia tidak menggunakan kemampuan khusus atau seni bela diri untuk menghadapinya. Karena alasan itu, Ainz benar-benar tidak memahami kemampuannya sebagai seorang warrior.
Itu sebabnya—
Riku memperpendek jarak di antara mereka dan langsung menuju Ainz tanpa ragu sedikitpun. Keputusan yang nekad.
Dia mungkin tipe yang memiliki spesialisasi dalam pertempuran jarak dekat bukan semata-mata mengandalkan senjata melayangnya. Karena alasan itu, jika dia dapat dengan cepat menghancurkan mahluk summonan-nya, Ainz akan kehilangan pilihan untuk memperlebar jarak di antara mereka.
Dihadapkan dengan Riku yang mendekat dengan cepat, Doom Lord mempererat cengkeramannya pada senjatanya, sebuah bilah melengkung panjang yang terpasang pada sebuah tiang, yaitu War Scythe. Scythe itu diselimuti energi negatif, terselimuti kabut hitam yang sama seperti sebelumnya.
Ainz menggunakan magical link yang dimilikinya dengan Doom Lord untuk memberikan perintahnya.
"Sangat mungkin jika lawan kita bukanlah makhluk hidup, tetapi cobalah untuk memastikannya," perintahnya tidak jelas. Tak perlu dikatakan, seorang mahluk summonan memiliki sebagian dari pengetahuan pemanggilnya, maka dirinya pastilah bisa memahami tujuan Ainz bahkan tanpa perintahnya, tetapi lebih baik untuk bermain dengan aman.
Doom Lord mengaktifkan kemampuan khususnya.
[ Ruinous Night ]
----------------------
Mini-FAQ
T: Nyampe mana?
A: 407/568
Jika ada kalimat/kata/idiom yang salah di terjemah atau kurang enak dibaca, beritahu kami di kolom komentar.
PREVIOUS | INDEX | NEXT
Baca doank, komen kaga !!!
Ampas sekali kalian ini
Baca doank, komen kaga !!!
Ampas sekali kalian ini
Peringatan: Novel ini versi bajakan !!! Author ngambek, auto delete!! Belilah Novel aslinya jika sudah tersedia!!
Pertama Ye Kan v:
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
DeleteSomersault Itu Kek Nya Lebih Mendekati Ke Salto Deh Bang
DeleteOh iya bener lebih pas Salto
DeleteDaripada bergulir
Baru Inget wkwkwk
ok, w pake salto
DeleteYang ditunggu
ReplyDeleteYang ditunggu. Up up. Semangat terus Min
ReplyDeletethanks untuk terjemahannya, semoga lanjut
ReplyDeleteSeger min upp
ReplyDeletemantap
ReplyDeleteWTFast ....... hajar riku!!!!
ReplyDeleteSemangat min....
ReplyDeleteLove you min ❤️
ReplyDeleteBerakhir manggantung....
ReplyDeleteLanjutkan min
Ainz ngepoor
ReplyDeletelanjut min
ReplyDeleteGils ada makhluk yg bisa ngebuat ainz kerepotan
ReplyDeletelawannya dragoarmor platinumn lord bukan ci?
DeleteBukan ainz itu
DeleteItu emang ainzs cokk
DeleteLagian ainz sengaja gk lngsung ngalahin dia,kan ainz jg mau infornasi
DeleteAinz body double "Pandora actor" itu gengs
DeleteItu Pandora cokk
Deleteitu pandora gan? bukan ainz??
DeleteKalian smua salah :p itu adalah Doppelganger ehehehe..
DeleteTetap semangat min...
ReplyDeleteAnjay mantap, dah mulai seru klo dah lawan PDL
ReplyDeleteNasib gw gmna ?
ReplyDeleteSabar Ada Giliran Nya Kok wkwkwk
Delete*You absolutely death*
DeleteMungkin jd peliharaan shizu, ane ikhlas bang
Deletedikasih ke Neuronist buat jadi jantannya
DeleteTtep smangat min🥳🥳💪💪
ReplyDeleteKeluar juga.. Lanjut min.. Semangatt
ReplyDeleteWah lagi asik baca tau2 dah habis. Penasaran lanjutannya
ReplyDeletepenasaran?
Delete...
selanjutnya Riku/Platinum armor kabur krn Albedo sdh balik dan bisa nerobos itu world separate barrier. :D
Akhirnya dapet baca juga. Dari jam 2 nunggu terjemahanya, ngak siaa sia baca sekarang. Lanjut min
ReplyDeleteMantap lanjut terus min
ReplyDeleteNanggung bangettt
ReplyDeleteWalau udh tau akhirnya sih
DeleteLanjutkan min, semangat terus 👍
Deletetinggal 2 part lagi nih!!!!
ReplyDeleteMantapppp, semangat minnnn
ReplyDeletehmmm,..
ReplyDeletemasih aga bingung cerita'y...
Kekuatan armor apa beda jauh dengan PDLnya secara langsung
ReplyDeletebeda jauh gan.
Deleteyg ver armor gak bisa ngeluarin ulti (wild magic).
PDL in coming
ReplyDeleteCepet sangat nih admin
ReplyDeleteDoom Lord Memulai Debut Nya
ReplyDeleteEmmm ains pro sekali
ReplyDeleteMantap... trima kasih Min...
ReplyDeleteAYOOOOOOOOOOOOOOOOOO HAJWARRRRRRR MINNNSSSSSS
ReplyDeleteSemakin menegangkan!!!
ReplyDeletemantaaap thanks min
ReplyDeleteBoneka vs Summon mantap
ReplyDeleteSugoii...
ReplyDeleteMantap min... Thanks.
ReplyDeleteD tunggu kanjutannya
Makasih min .. semangat terus
ReplyDeleteMantap Min. Semangat Terus ya. Terima kasih sudah Memberi kami Hiburan
ReplyDeletebentar lagi selesai nih volume,asem harus nunggu 1 tahun lagi
ReplyDeleteMantap min👍👍👍
ReplyDeleteJos gandos lanjut min
ReplyDeleteMantaaaaaap
ReplyDeleteIni nih pvp yg ditunggu tunggu, semangat minnn
ReplyDeletepenyamaran platinum dragon lord ka?
ReplyDeletemakin penasaran gua gimana akhir dari
PVP ainz vs dragon lord.UP TERUS MIN
nasib gua ama lee-tan tersayang gimana
ReplyDeleteiya pvp
ReplyDeletePlayer vs Puppet
Karena disuruh admin untuk komentar dan saya tidak tahu harus komentar seperti apa, ya udah gini aja deh.
ReplyDeletemantapp min.. makasih, sehat selalu min..
ReplyDeleteUp up up
ReplyDeleteUp
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeletemantap , lanjutkan min
ReplyDeleteLiat coment masih aja ada yg bilang ini bukan ainz...dah jelas ini ainz bkn Pandora...masih berkhayal di dunia teori
ReplyDeleteIya kayaknya itu Ainz Yang Pura Pura lemah aja
Deletebukan teori mamank.. tp bocoran bbrapa org yg udah baca, nih kan vol 14 versi china dah tamat ampe ainz menduduki kingdom. huh
DeleteMmmm iyatah?
DeleteSotoy lu
DeleteBlm nonton Megane sensei dia...
DeleteHahaha
Versi China? Bukannya yg bikin orang Jepang dan baru rilis?
DeleteMantap min
ReplyDeleteMakasih
Lanjutkan pliss
Gaskuen min tlnya
ReplyDeleteMantap.. thanks min.
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteWadidau itu ainz asli apa pandoras actor ya min?
ReplyDeleteAkhirnya battle pvp Ainz vs Armor PDL
ReplyDeleteLanjutkan min
ReplyDeleteJadi ini yg ada di sampul
ReplyDeletethx translatenya min
ReplyDeletesemangat min
ReplyDeleteAinz belum serius ini, cuma lagi gali informasi... kalo dah serius, abis tuh kadal
ReplyDeleteBtw sehat selalu min..
Harusnya ainz itu summon atlas atau kufra biar ada jarak
ReplyDeleteSemangat beb
ReplyDeleteMantap min thx, lanjut
ReplyDeleteAlbdeo mungkin nanti kena hukuman karena ninggalin ainz sampe diserang musuh kaya shalltear :v
ReplyDeletememperpendek jarak min, bukan menutup jarak.
ReplyDeleteitu pandora actor yang lawan PDL (lebih tepatnya armornya PDL yang di awal ditusuk sama spuit lance Shalltear, iya cuma armor ga ada isi) bukan Ainz mas nanti ada penjelasannya :) ga percaya bisa liat di wikia overlordnya sendiri dan "kenapa bisa summon doom lord si Pandora?" inget kak si Pandora bisa niruin skill yang dia tiru sekalipun itu Ainz walaupun terbatas jadi karena dia lagi niruin Ainz secara ga langsung dia punya akses ke skill Ainz. Mau percaya ga percaya is up to you mas/mbak sekalian ini bukan opini/kehaluan semata
ReplyDeleteMantap terima kasih min
ReplyDeleteiya pvp, Pandora vs Puppet :D
ReplyDeleteyang satu nyamar satunya lagi armor kosong
Tp ttep seru ya gengs
DeleteMAntep seru nih Ainz lawan pdl 😂
ReplyDeleteYang udah baca sampai tamat, baca dimana sih? Bagi Link :v
ReplyDeletenahhh akhirnya muncul juga si platinum lord, semangat mimin cayank
ReplyDeleteJgn nyari TL yang Laen, hargai si Mimin biar g ngambek, lumayan kan TL nya bagus.
ReplyDeleteemm...
ReplyDeleteUp min gas !
ReplyDeleteJuozzz... Makasih, sukses trs min
ReplyDeleteTerbaik
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
DeleteAinz "Tidak kusangka ada yang bisa membunuhku disini"
ReplyDeleteAinz "Tapi boong..."
Anjir kwkwkwkw
DeleteMantaaap
ReplyDeleteLanjut min makin seru nihh
ReplyDeleteMakacih mimin
ReplyDeleteNice min
ReplyDeleteLanjooot
Mantullll min
ReplyDeleteSemangattt
👍 Thanks min, sehat selalu. . .
ReplyDeleteItu kadal sok banget. Klo gw mah lgsg suruh demiurge full lnte 7 serang tu slaine biar rata
ReplyDeletePart 3 nya kluar hari rabu kah?
ReplyDeletePenasaran
ReplyDeleteAkhirnya,kayanya spoiler yang bersebaran terbantahkan.
ReplyDeleteLanjut admin...
Mantap
Mantap.. Lanjutkan min..kata²nya mudah dipahami..pokoknya baguslah
ReplyDeleteMakasih, Min
ReplyDelete[Indomitability] wow.. sungguh hatiku berdebar-debar menbaca chapter ini, karakter kesukaanku beraksi ayo tunjukan smua aksimu PA wkwkwk..
ReplyDeleteWenn nes maines gottes will ist
Dan buat yg ngeTL terima kasih banyak anda yg terbaik
Part 3 mulai beredar ,kebut min
ReplyDeleteLanjutkan min.. gak sabar part 3
ReplyDeletetolong buatin PDF nya min
Apa untungnya w buat PDF?
DeleteMending lu beli novel aslinya, trus lu terjemah sendiri, trus lu buat pdf sendiri
Permisi adega dimana Renner jadi Imp dimana ya, dan Renner x Albedo juga di mana ya ?
ReplyDeleteThis comment has been removed by author
ReplyDeleteGua komen itu ajalah
Part 3 dah kluar, gas" crazy update :v
ReplyDeletePart3 min dah keluar
ReplyDeleteLawannya salah satu dari 13 pahlawan??? Kok gak nongol di volume² sebelumnya ya? Namanya juga gw baru liat 🤔 ada teorinya kah?
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteapa ini bener bener ainz? atau pandora yg di suruh nyamar diam2
ReplyDeleteTerimakasih.
ReplyDeleteIni beneran Pandora nyamar Jadi Ainz ?, kapan tuker tempatnya ya ?, apa dari awal emang pandora ? atau pas albedo ngejar Si Gundam...?
ReplyDeleteBTw Sehat selalu min tq dan Semangan buat TL nya....
Kebanyakan mikir
ReplyDeletegogo pandora wkwwk yooss lanjut
ReplyDeleteJejak-kun
ReplyDeleteMakasih Min
ReplyDeleteLanjut
ReplyDeleteJawab pertanyaannya, Goblok!
ReplyDelete* ngakak gw kebayang ekspresinya ainz
Nicee
ReplyDeleteJadi ngebayangin ainz lawan gundam deh 😂
ReplyDeleteMantoll
ReplyDelete"Impresif"
ReplyDelete