Jika "Dual-Wielder" berada pada level yang sama dengan Shield-Bearer, tak akan ada cara Skama dan yang lainnya dapat menangani keduanya pada saat bersamaan. Tidak, mungkin mereka akan mati saat mereka bersentuhan dengan lawan.
"Skama, apa yang harus kita lakukan!?"
"... Ayo rawat orang ini dulu."
Skama mengatakannya dengan penuh tekad setelah suara panik temannya agak menenangkannya. Jika mereka bahkan tidak bisa menggores mahluk ini, sangatlah mustahil bagi mereka untuk melarikan diri. Mereka hanya bisa berharap serangan mantra itu sudah mengurangi HP mahluk ini hingga tersisa sedikit.
Setelah dia berhenti mundur, Skama berbalik menghadap Shield-Bearer dan melesat kearahnya.
Tomahawknya mudah diblokir oleh perisai dan begitu juga ethereal copynya. Serangan Skama tidak cukup untuk menghancurkan pertahanan Shield-Bearer.
Dia berharap serangannya akan digagalkan, hanya itu yang harus dia lakukan.
Serangan sebenarnya yaitu [ Magic Arrow ] dan [ Shockwave ] yang mengikuti.
Serangan mantera diikuti oleh rogue, yang melemparkan botol ke sisi kaki undead.
Cairan yang keluar dari pecahan botol milik rekannya merupakan lem yang bisa dibuat oleh alkemis atau sejenisnya. Ini merupakan strategi yang hanya bisa bekerja jika musuh berdiri di atas batuan yang halus.
Tidak peduli seberapa tinggi pertahanan yang dimiliki oleh Shield-Bearer, kemampuannya untuk menghindar tidak berfungsi pada botol yang dilemparkan padanya.
Undead itu tertahan ditempatnya karena lem.
Bahkan jika itu hanya untuk sesaat, lawan mereka tidak bisa bergerak. Ini merupakan strategi umum yang mereka gunakan ketika bertarung dengan musuh yang jauh lebih kuat daripada mereka.
Skama berputar menuju lengan Shield-Bearer yang tidak memegang perisai, yaitu tangan yang memegang pedang berbilah gelombang, dan mulai menyerang.
(TLer: Disini wave-bladed sword diterjemahin seperti itu, karna disini posisinya masih make sudut pandang petualang, mereka nggak tau jenis pedang atau sebutannya, gambar pedang)
Shield-Bearer mengayunkan pedang besarnya, dia sangat ahli dalam menangkis setiap serangan yang datang. Meskipun kedua kakinya benar-benar terpaku di tanah dan Skama telah menggunakan martial arts dalam rangkaian serangannya, Skama tidak bisa mendaratkan satu seranganpun.
{Mahluk ini, seperti dinding logam!}
Skama melihat dari sudut penglihatannya menyaksikan undead menggunakan kekuatan ganasnya untuk mencabut kakinya yang telah terpaku dengan tanah. Dua mantra yang lebih ofensif dilemparkan namun itu masih gagal menggoresnya.
{—Kemampuan abadi? Atau kemampuan seperti dapat menyembuhkan dirinya sendiri dari waktu ke waktu?}
Terdapat monster seperti Hydra atau Troll yang memiliki kemampuan regenerasi. Bagi mereka, kau tidak bisa hanya memberikan damage dari serangan biasa secara terus menerus tetapi harus mendaratkan satu serangan fatal yang bisa mengurangi HP monster sampai nol.
Sangatlah sia-sia jika melanjutkan serangan panik mereka.
Skama bahkan tidak bisa mendaratkan satu serangan pun padanya.
{Persetan!}
"—Dia datang!"
Skama tak bisa mengabaikannya dan mengalihkan pandangannya setelah mendengar teriakan rogue itu. Siluet yang berdiri di depan gerbang merupakan undead yang satunya.
Dual-Wielder.
Skama merasakan perutnya bergejolak, tekanan gabungan dari keduanya membuatnya ingin muntah.
{Disinikah aku mati!?}
Rogue yang telah melakukan kombo bersama Skama tak bisa menangani tekanan dan mundur ke sisinya. Dual-Wielder merespons dengan baik dan berjalan ke sisi Shield-Bearer.
"... Mereka tidak menyerang. Yang berarti ... sial. Kedua mahluk ini sangat kuat.”
Skama merasa seolah dia bisa merasakan senyuman dari wajah busuk Dual-Wielder. Shield-Bearer telah menunjukkan kepada mereka serangan yang tidak pada level yang sama dengan kemampuan pertahanannya, tetapi mungkin dia hanya menanamkan keputusasaan pada mereka hanya untuk membeli waktu agar Dual-Wielder sampai disini.
Kedua musuh ada di sana, ini merupakan kesempatan terbaik untuk menggunakan serangan mantra AOE. Namun, mantra itu tidak pernah dilemparkan. Tidak, mungkin lebih baik dikatakan jika mereka tidak bisa memulai merapalnya.
Alasan mengapa itu terjadi seharusnya jelas. Meskipun mantra serangan telah terbukti efektif, itu juga akan memprovokasi kedua undead untuk memulai serangan mereka.
Takdir mereka hanyalah mati.
Bahkan jika pihak mereka menunda menyerang, musuh mereka akan melakukannya cepat atau lambat. Tapi, mereka tidak bisa membangun keberanian untuk mempertaruhkan takdirnya di tangan mereka sendiri.
Setelah dia menderita karena hal ini, Skama membuat keputusan.
"Kalian berdua, larilah!" Dia menepuk pinggang rogue, "kami akan memberi kalian waktu."
"Hah? Sungguh!? Aku juga!? Tunggu, kau ingin aku melakukan itu!?”
Si rogue meratap tetapi Skama mengabaikannya.
Terdapat dua lawan, jika setidaknya mereka tidak memiliki dua orang untuk menahannya, mereka hanya akan— 'boom' terdengar di telinga mereka.
"...hah?"
Para undead di depan mereka, kepala Shield-Bearer telah ditusuk oleh apa yang tampak seperti jarum panjang.
Tunggu, tidak.
Apa yang menembus kepala Shield-Bearer bukanlah sebuah jarum; benda yang menembus tengkoraknya dan saat ini tertancap ke tanah di bawahnya merupakan sesuatu seukuran jari telunjuk.
Itu berarti benda itu begitu cepat sehingga penglihatan kinetik Skama benar-benar tidak bisa melihatnya terbang di udara, tetapi hanya bisa menyaksikan bayangannya, yang tampak seperti jarum.
Shield-Bearer bergetar, kakinya yang menginjak tanah goyah, nyaris tidak membiarkannya berdiri. Alasan hal ini terjadi mungkin karena dia merupakan undead yang bisa tetap berdiri walaupun kepalanya tertusuk.
Skama dan yang lainnya mau tidak mau mengalihkan pandangan mereka dari musuh dihadapan mereka dan melihat ke mana serangan itu berasal. Para undead tidak berusaha untuk menyerang mereka selama waktu ini karena merekapun melihat ke arah yang sama.
Serangan lain menusuk kepala Shield-Bearer lagi dan dengan itu, kerangka raksasa Shield-Bearer musnah.
Hanya butuh dua tembakan. Tidak, mungkin karena dia sudah menerima begitu banyak serangan mantra dan sudah melemah. Tetapi, siapa yang bisa mencapai hal seperti itu—
Siluet seorang pria bisa terlihat di udara—
"A-Apa?"
—Suara siapa itu?
Entah itu Skama sendiri atau teman-temannya? Dia sangat terkejut sehingga dia tidak bisa lagi mengatakan hal yang begitu sederhana.
Di depan mereka terdapat sesosok armor raksasa.
Setinggi sekitar tiga meter yang mengenakan armor merah darah aneh terbang di udara. Di tangannya ada item berbentuk semacam *seruling yang dipegangnya layaknya panah, mungkin salah satu item sebesar jari telunjuk barusan.
(TLer: Senjata tembakan yang digundam-gundam)
Karena telah menyerang Shield-Bearer, mereka dapat menyimpulkan sosok itu bukanlah musuh mereka, bahkan jika sosok itu bukan sekutu mereka pun.
Skama dan yang lainnya perlahan-lahan menjauh dari Dual-Wielder. Jika mereka terjebak dalam pertempuran keduanya, dia sangat yakin, dirinya dan teman-temannya akan mati ditempat itu.
Mungkin saja Dual-Wielder sudah kehilangan minat pada kelompok Skama atau mungkin karena sosok armor raksasa di udara merupakan satu-satunya ancaman yang layak diperhatikan, apa pun alasannya, dia tidak berusaha menghentikan upaya mundurnya.
Dan kemudian, pertempuran dimulai.
Saat ini giliran Dual-Wielder.
Dia melemparkan salah satu pedangnya.
Dia melempar pedang dengan kekuatan sedemikian rupa sehingga tak mungkin Skama bisa menghindarinya. Jika dia mencoba untuk memblokirnya, serangan itu masih akan memberikan damage mematikan.
Armor itu tidak mencoba menghindarinya tetapi menahan dengan tubuhnya sendiri. Mungkin tidak bisa menghindarinya, atau mungkin benar-benar tidak merasa perlu untuk menghindari serangan itu?
Suara logam yang menusuk telinga berbenturan dengan logam berdering ketika pedang yang dilemparkan memantul dari armor raksasa. Kemudian menghilang seolah-olah pedang itu menguap di udara, dan muncul kembali di tangan Dual-Wielder.
Pedangnya tidak kembali ke tangannya. Melainkan, penggantinya yang muncul.
Armor di udara mengarahkan seruling kepada Dual-Wielder dengan gerakan halus, seolah-olah lemparan pedang barusan tidak sama sekali tidak merusaknya.
Seruling menemukan targetnya dan kemudian - mengeluarkan sesuatu setelah kilatan api dan listrik.
Apa yang tadinya merupakan serangan sekali pakai berubah menjadi rentetan proyektil yang tak terhitung jumlahnya. 'Grakatatata', suara gemuruh tembakan dapat terdengar di mana-mana.
Menghadapi proyektil yang tidak diketahui, Dual-Wielder mengayunkan pedangnya. Suara 'ting' yang kencang dari entah apa itu terbang ke arahnya undead, suara logam yang saling beradu dapat terdengar. Tetapi serangan itu ada batasnya.
Dua buah pedang tidak mungkin mampu menahan lusinan atau bahkan ratusan proyektil. Proyektil kecil terbang dengan kecepatan yang mengejutkan saat menembus musuh. Dual-Wielder mulai bergetar seolah-olah dia mengalami kejang otot dan seperti Shield-Bearer sebelumnya, dia menghilang.
Kedua undead telah menghilang dalam sekejap mata.
Skama benar-benar, dari lubuk hatinya, terdiam.
Sejujurnya, dia tidak mengetahui apa yang baru saja terjadi.
Tapi Skama mengerti satu hal, armor itu sangat kuat, lebih kuat dari semua orang yang dirinya kenal.
Dia tidak bisa berhenti berkedip.
Tidak ada yang terasa nyata. Sulit baginya untuk menerima kenyataan jika mereka telah diselamatkan. Keputusasaan dan kesiapan mereka untuk pengorbanan diri hancur begitu saja, pikirannya tidak bisa mengikuti sama sekali.
"A-Apa-apaan itu?"
"... Hei, bukankah itu plate dari Guild Adventurer?"
"Hah?"
Dia memicingkan matanya dan kembali tersadar setelah rogue mengatakan itu dan melihat ke arah leher armor - meskipun dia hampir tidak bisa melihat bentuknya - sebuah kalung yang terdapat plate logam. Meskipun ukurannya hampir sama dengan milik Skama, platenya terlihat sangat kecil pada sosok raksasa itu. Seperti yang diharapkan dari rogue bisa melihat sesuatu yang tak dirinya sadari.
Plate logam pada kalung armor itu warnanya tak dikenali.
Dia telah melihat warna Orichalcum sebelumnya, maka dengan proses eliminasi ini,
"Seorang petualang peringkat Adamantite?"
Ada tiga kelompok peringkat Adamantite di Kingdom dan warnanya membuat dirinya menyadari bagian dari tim mana armor itu.
"Mungkinkah dia seseorang dari Red Drop...?"
Setelah mendengar pertanyaan Lilynette, Skama menjawab, "seharusnya." Jika dia merupakan seseorang dari Blue Rose atau Darkness, dia akan mengoceh tentang mengapa mereka memilih warna armor seperti itu.
Armor terbang itu membelakangi Skama.
"T-Tunggu!"
Armor itu menanggapi suaranya dan berbalik perlahan.
Dia mengangkat tangan kirinya, meluruskan telunjuk dan jari tengahnya, dan mengarahkan mereka ke dahinya. Seolah-olah armor itu mengucapkan selamat tinggal, armor itu megangguk pada mereka dengan lembut.
Kemudian terbang begitu saja.
Skama menatap langit yang kosong dan bertanya kepada rogue,
"...Tadi itu apa?"
"Siapa yang tahu..."
Dia tidak bisa mengerti sama sekali, tetapi seseorang dari Red Drop datang untuk membantu mereka, itu mungkin yang terjadi.
“Tapi, umm, aku mengerti satu hal. Jika kita memiliki seseorang yang sekuat dirinya - mungkin invasi Sorcerous Kingdom akan berakhir di sini. Tentu saja, ini dengan harapan armor itu masih bersedia untuk melanggar Kode Etik Petualang dan akan terus berpartisipasi dalam pertempuran sejak saat ini dan seterusnya."
-----------
Dia merasa seolah-olah dia baru saja mendengar suara, "eh?". Ainz berpikir suaranya seperti itu karena berasal dari dirinya sendiri.
Seorang Death Knight dan Death Warrior, dua undead tiba-tiba mati. Seseorang yang mengalahkan mereka juga mengenakan item dari Yggdrasil, Power Suit.
Ainz merasa dia telah kehilangan dua kontak - meskipun perasaan itu tidak terlalu kuat mengingat seberapa banyak koneksi yang dirinya miliki saat ini - yang mana dia telah belajar mengetahuinya jika itu bukan ilusi.
Keheningan memenuhi ruangan.
Dia merasakan tatapan setiap Floor Guardian - mungkin juga para maid - padanya.
Ainz merupakan perancang strategi pengepungan ini, maka tidak salah untuk menganggap ini sebagai kekalahan Ainz.
Meskipun sesuatu yang tak terduga telah terjadi, pasukan lemah yang mereka kirimkan kesana musnah, bukanlah suatu masalah besar. Jadi Ainz berharap mereka tidak akan bertindak begitu terburu-buru dan selalu berhati-hati.
Namun, mengingat situasi saat ini, jika dia mengatakan kepada mereka tidak apa-apa kalah dalam pertempuran itu, ini akan terdengar lebih seperti alasan seorang pecundang. Dirinya haruslah selalu sempurna.
Keyakinan dirinya bahwa dia tidak akan melakukan hal seperti itu haruslah meningkat.
Ainz memutuskan untuk menggunakan keterampilan aktingnya yang telah lama dipraktikkannya, tentu saja, dia dapatkan dengan berlatih di depan cermin ketika para maid tidak ada.
"Hmmm ... seperti yang aku duga, mmm."
Situasi terkendali.
Ainz menunjukkan kesan arogansi seperti bos-bos mafia yang tiba-tiba berbicara sendiri ketika mereka menikmati aroma anggur merah dari gelas anggur mereka.
Bagian terpenting dari tindakan ini yaitu untuk tidak berbicara dengan suara kencang. Suara yang kencang akan sangat timpang tindih saat ini. Triknya adalah bertindak seolah-olah dirinya hanya bergumam sendiri.
Aktingnya, hasil penelitian kerasnya, menyebabkan riak keributan yang bergema di sekitar ruangan.
Ainz menelan ludahnya yang tidak ada.
Apakah dia berhasil atau tidak tergantung pada respons Demiurge.
"Saya. Mengerti. Jadi. Itulah. Mengapa...."
{-Apa!? Cocytus!?}
Sementara Ainz panik, Shalltear menjawab, "Ya ya ya!" karena kedua tangannya terangkat. Meskipun sepertinya Shalltear telah mengerti Ainz, dia hanya cari perhatian saja. Shalltear tersenyum bangga ketika tatapan semua orang menimpanya.
“Saya juga mengerti itu-arinsu! Ainz-sama memprediksi sesuatu seperti itu akan terjadi-arinsu! Karena itu kita mengirimkan pasukan yang lemah, apa aku benar-arinsu!?”
Ini terasa berbeda dari biasanya.
Apakah ini berhasil atau gagal? Ainz melirik Demiurge, tapi dirinya hanya tersenyum misterius sembari menganggukkan kepalanya.
"Seperti yang diharapkan dari kalian berdua."
Mereka berdua mengangkat kepala tinggi-tinggi setelah menerima pujian Demiurge. Mungkin Demiurge sudah sampai pada kesimpulan ini tetapi menyerahkan kepada mereka berdua untuk menjawab terlebih dahulu.
Ainz menghela nafas lega.
Ini sepertinya sukses.
Albedo melanjutkan,
“Informasi dari Sebas, Demiurge, dan juga pendukung kita di ibukota menyebutkan jika Red Drop berada di ujung utara Kingdom. Karena itu, Ainz-sama memutuskan untuk mengerahkan pasukan yang lemah untuk memancing mereka keluar. Sejumlah pasukan yang menghantam tempat pancingan dengan mudah dikalahkan oleh orang itu, tetapi pada saat yang sama cukup untuk menaklukkan kota tanpa bantuan mereka. Sasuga Ainz-sama. "
"Seperti. Ikan. Yang. Terjerat..."
{Eh? Itu Red Drop? Bisakah kita mempercayai informasi itu? Adakah kemungkinan jika dia seorang player?}
Jika dia memakai Power Suit dari Yggdrasil, bukankah kemungkinananya cukup tinggi bahwa dia seorang player?
Apakah mereka sudah yakin itu Red Drop? Jika begitu, bukankah sebagian informasi itu seharusnya sudah dia ketahui?
Tidak, tunggu— Sepertinya lebih mungkin jika Ainz hanya melupakan potongan informasi itu saat dia membaca dokumen. Karena alasan itu, Ainz berpura-pura jika semua ini sesuai dengan rencananya dan tertawa lembut.
Tak perlu dikatakan, dia juga telah beberapa kali mempraktikkan tertawa seperti ini.
"-hehe. Mmm, aku tidak berpikir dia benar-benar akan muncul. Aku juga sangat terkejut ... Kupikir mungkin mereka sedang menyiapkan pasukan mereka untuk pertempuran di ibukota."
"Ainz-sama selalu bisa memikirkan situasi yang tidak bisa kami pikirkan!"
Ucap Aura saat Mare bergumam, "luar biasa," kepadanya.
Pandangan hormat yang tak tercemar dari mereka berdua merupakan pukulan besar bagi perasaan Ainz yang saat ini telah rapuh seperti kaca.
{Benar-benar tidak seperti itu.}
Tapi, dia tidak pernah bisa mengucapkan kalimat itu.
Ainz tidak pernah menganggap hal seperti itu bisa terjadi. Meskipun dia memiliki pola pikir jika kalah itu bagus dan menangpun juga bagus, itu untuk alasan yang berbeda dari apa yang mereka pikirkan saat ini.
Ainz mengenang tentang pertemuan antara dirinya, Sebas, dan yang lainnya, pertemuan yang membuat Ainz bertanggung jawab atas pertempuran ini.
----
“Ada apa, Sebas? Apakah ada yang salah?"
Ainz baru saja kembali ke Nazarick dan di depannya adalah Sebas, yang seharusnya bersiaga di E-Rantel, maka wajar baginya untuk bertanya.
Ainz tidak ingat akan isi perintah terakhirnya kepadanya, apalagi perintah kemunculannya saat ini. Mungkin dia ada di sini atas kehendaknya sendiri, Ainz juga baik-baik saja dengan itu.
Meskipun Sebas ditempatkan di E-Rantel, dia masih diberi kebebasan cukup banyak. Hak untuknya kembali ke Nazarick kapanoun diberikan.
Namun, jika tujuannya adalah untuk bertemu dengan Ainz, dia bisa melakukannya di E-Rantel. Ini pasti tentang sesuatu yang penting dan mendesak.
"Saya benar-benar minta maaf, Ainz-sama. Apakah anda akan berbaik hati untuk meluangkan waktu anda yang berharga — atau lebih tepatnya, dapatkah saya mengganggu anda sebentar?”
Ainz merasa seolah ada sesuatu yang tidak menyenangkan tersembunyi dalam pilihan kata Sebas yang kacau. Dia memerintahkan maid yang paling dekat dengannya - yang ditugaskan untuk Ainz hari itu - untuk meninggalkan mereka. Maid itu, bersama dengan maid lainnya yang ditugaskan di ruangan ini, dengan lembut menundukkan kepala mereka dan meninggalkan ruangan.
Ainz memandang ke arah Eight-Edge Assassins di langit-langit.
"Kalian semua, tinggalkan kami berdua."
Eight-Edge Assassins terjun dari langit-langit seolah-olah mereka benar-benar tak memiliki berat dan dengan tenang keluar dari ruangan.
Jika Ainz memerintahkan mereka untuk tidak pernah berbicara tentang apa yang dikatakan di ruangan ini, mereka mungkin akan mengikuti perintah itu sampai mati, tetapi di dunia ini terdapat sihir yang dapat membuat seseorang mendominasi pikiran mereka dan mengekstrak informasi melalui cara-cara itu. Tak perlu dikatakan, meskipun Ainz tidak akan pernah membiarkan hal itu terjadi, masih lebih baik untuk berjaga-jaga.
"Ainz-sama, saya sangat berterima kasih."
Jika Sebas yang memerintahkan mereka untuk pergi, itu bisa menyiratkan bahwa Sebas tidak mempercayai rekan-rekannya, para maid.
Maka, rasa terima kasihnya mungkin diarahkan pada pertimbangan Ainz untuk tidak memulai ketegangan di antara mereka.
Ainz dengan lembut menggelengkan kepalanya untuk menanggapi apa yang dikatakan Sebas. Agar mendapatkan jawaban atas pertanyaan yang ada dalam pikirannya, Ainz bertanya lagi,
“Jadi, ada apa? Sepertinya itu bukan masalah biasa. Mungkinkah keadaan darurat?"
"Ya, ahem, tidak. Saya tidak terlalu yakin apakah ini dianggap darurat atau tidak ... Seseorang ingin berkomunikasi dengan Ainz-sama secara pribadi ... Saya diminta untuk meminta kehadiran Ainz-sama atas permintaan mereka."
“Jadi mereka menginginkan aku menemuinya? Mereka tidak bisa menemuiku di ruanganku?” Mengingat jika Ainz merupakan Supreme Beings dari Makam Besar Bawah Tanah Nazarick, ini merupakan permintaan yang tidak biasa. "... Ini bukan tentang manusia itu kan?"
“Tidak, itu bukan Tsuare. Dia merupakan seorang guardian yang belum menerima izin untuk meninggalkan wilayah mereka. Mereka mengetahui bahwa ini tidak sopan, tetapi mereka masih ingin merepotkan Ainz-sama sebentar...”
Sebas memandang ke arah Ainz dengan ekspresi minta maaf.
"Ahhh, aku mengerti." Ainz mengerti.
Jika itu adalah Area Guardian, maka semuanya masuk akal.
Tentu saja, jika dia memerintahkan mereka untuk datang, mereka kemungkinan besar akan melakukannya. Beberapa NPC mungkin merespons secara negatif karena perintah sebelumnya dari sekutu Ainz, yang merupakan pencipta mereka dan yang mereka sebut sebagai Empat Puluh Satu Supreme Beings. Namun, sebagian besar akan mematuhi perintah Ainz.
Ada juga yang tidak bisa pergi.
Salah satu contohnya Area Guardian di lantai tujuh, Guren.
Karena aura pasifnya, dirinya pasti akan menyebabkan banyak kerusakan di sepanjang jalan ketika bergerak ke lantai sembilan. Sesuatu seperti karpet wol yang terbakar masih baik-baik saja, tetapi jika harus melewati makhluk seperti para maid, mereka pasti akan menerima banyak luka.
Jika itu masalahnya, lebih baik bagi Ainz untuk menemuinya daripada sebaliknya. Ainz tidak pernah suka menjadi pusat perhatian. Selain itu, dirinya tidak memiliki tugas yang harus ditangani secepatnya. Setidaknya itulah yang dipikirkan Ainz.
"Aku mengerti. Aku akan menemui mereka. Jadi, siapa yang mencariku?"
"Beliau adalah Nigredo-sama dan Pestonia"
Sebas merupakan seseorang yang memanggil orang lain dengan penambahan "-sama" namun dia tidak melakukannya pada Pestonia, apakah itu karena mereka merupakan rekan kerja?
"Hanya mereka berdua ..."
Ekspresi Ainz berubah muram dan dia mencoba yang terbaik untuk menyembunyikan kenyataan itu. Meskipun rupa skeletal Ainz tidak bisa menunjukkan ekspresi apa pun, sepertinya seolah-olah beberapa guardian terpilih benar-benar bisa membaca ekspresinya. Albedo merupakan salah satunya. Sebagai catatan, Demiurge sepertinya akan selalu menafsirkan ekspresinya dengan cara yang aneh.
Apakah itu disengaja?
Ainz berpikir dia telah menyembunyikan emosinya dengan cukup baik, tetapi kelihatannya Sebas masih bisa menangkap beberapa petunjuk yang lolos dari nada suaranya. Ekspresi Sebas menjadi semakin meminta maaf.
{Meskipun aku merasa kasihan pada Sebas ... tapi jujur, aku tidak mau pergi~}
Tidak ada yang bagus dari ini.
Dia yakin bisa menyatakan itu.
Bayangkan jika kau berada di kantor dan seseorang memberi tahumu, “orang-orang dari departemen lain sedang mencarimu. Mereka tidak ingin memanggilmu tetapi meingingkan dirimu menemui merekaa. " Delapan atau sembilan kali dari sepuluh itu akan merepotkan.
(TLer: Kerjaan w nih)
Meski begitu, Ainz tidak punya pilihan lain. Jika masalah yang lebih besar muncul karena dia telah mengabaikan masalah yang lebih kecil, tanggung jawab atas konsekuensinya akan jatuh pada dirinya.
Sementara memanglah benar Ainz merupakan penguasa mutlak Nazarick, baginya untuk berpuas diri sangatlah tidak pantas.
Ainz mengingkan supaya tidak ada NPC yang membencinya, tetapi juga Ainz hanya mengingkan dirinya dikagumi layaknya seorang ayah yang menyayangi anak-anaknya.
"...Ayo pergi. Mengenai jadwalku ... ”Ainz mengeluarkan sebuah buku catatan untuk memeriksa apa yang telah dia jadwalkan hari ini. Dia merupakan seseorang yang akan menunda tugas-tugas yang dia anggap menjengkelkan tetapi juga seseorang yang berharap urusan menjengkelkan itu akan diselesaikan sesegera mungkin. “Ada slot waktu disini, tak ada sesuatu yang perlu aku kerjakan. Bisakah kita pergi ke sana sekarang?”
Nigredo dan Pestonia. Meskipun mereka berdua merupakan Area Guardian, dengan apa yang baru saja dikatakan Sebas, Ainz sangat mengetahui apa yang mereka inginkan. Itu sebabnya dia masih bisa menyampaikan pemikirannya kepada Sebas bahkan dengan setengah pertanyaan ini.
"Jika kita membiarkan Pestonia tiba lebih dulu, bagaimana kalau satu jam lagi?"
"...Tidak apa-apa. Sepertinya - tidak pantas membawa Albedo dan Demiurge.”
"Ya. Meskipun saya lancang untuk mengatakan ini, mereka berharap Ainz-sama akan menemui mereka sendirian.”
Ainz mengangguk.
"Bagaimana dengan boneka itu?"
"Saya akan meminta Pestonia untuk mengurus masalah itu, seharusnya tidak ada masalah."
"Bagus. Satu jam lagi... hmm? Sebas, akankah kau ikut juga?”
"Ya. Saya berharap anda akan mengizinkannya. Apakah saya diizinkan?"
Sebas menundukkan kepala putihnya setelah menerima persetujuan Ainz.
Satu jam kemudian, Ainz menggunakan kekuatan cincinnya untuk berteleportasi menuju Penjara Beku di lantai lima.
Tidak ada yang menemaninya. Dia telah mengatakan kepada maid yang ditugaskan kepadanya jika dirinya memiliki hal-hal penting untuk diperhatikan dan telah memerintahkan mereka untuk menjaga rahasia dan tetap tinggal.
Awalnya dia memprotes dengan mengatakan, “Saya akan berpura-pura tidak melihat apa-apa sama sekali. Anda bisa mengabaikan kehadiran saya sepenuhnya, jadi tolong bawa saya bersama Anda." Sementara Ainz menemukan sarannya dapat dipercaya, dia sepertinya sudah benar-benar pro untuk diabaikan.
Ainz telah membicarakan hal ini dengannya di masa lalu dan jawabannya adalah bagi Ainz untuk mengobjektifikasi mereka, akan menyiratkan bahwa mereka telah menyelesaikan tugas mereka sebagai maid terbaik. Mereka rupanya juga aktif mencari interaksi semacam itu. Dan lagi, Ainz hanya bertanya pada salah satu dari mereka jadi mungkin dia satu-satunya - tidak, dia pastilah satu-satunya yang memiliki fetish seperti itu.
Bahkan jika itu merupakan seorang maid seperti dirinya, untuk memastikan dirinya tidak mengabaikan bahkan 1% dari kemungkinan jika hal ini bisa menjadi bola salju dan menjadi masalah di kemudian hari, Ainz menguatkan dirinya sendiri.
{Aku harus melakukan sesuatu yang akan membuatnya lebih bahagia ketika aku kembali ... mungkin menugaskannya untuk beberapa tugas sulit dan kasar ... sehingga dia akan bahagia atau sesuatu yang seperti itu. Ya, aku malah bingung ...}
Ada terlalu banyak orang di Nazarick yang berperilaku seperti maid ini, itu sebabnya tidak ada liburan jangka panjang dan kebijakan menggaji saat sedang berlibur. Jika ini terus berlanjut, harapan dan impian Ainz pasti akan gagal.
--------
Mini-FAQ:
T: Dah nyampe mana?
A: 259/568
Jika ada kalimat/kata/idiom yang salah di terjemah atau kurang enak
dibaca, beritahu kami di kolom komentar, dilarang copas dalam bentuk
apapun macam-macam kuhajar kau.
PREVIOUS | INDEX | NEXT
Baca doank, komen kaga !!!
Ampas sekali kalian ini
PREVIOUS | INDEX | NEXT
Baca doank, komen kaga !!!
Ampas sekali kalian ini
Peringatan: Novel ini versi bajakan !!! Author ngambek, auto delete!! Belilah Novel aslinya jika sudah tersedia!!
Mantap min, lanjut.
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteLanjut
ReplyDeleteNice lanjut min
ReplyDeleteLanjut min
ReplyDeleteLanjut min😁
ReplyDeleteSasuga
ReplyDeleteGas teros, semakin cepat semakin bagus :)
ReplyDeleteTumben cepet.
ReplyDeleteSemangat Min, jangan lupa jaga kesehatan
Keren min. Cepat, mantap,. Sehat selalu dan panjang umur
ReplyDeletePenguasa yang melakukan sesuatu dengan keberuntungan yang banyak
ReplyDeleteSehat selalu min jaga diri mu baik2
ReplyDeleteDan ingat jangan terlalu memaksakan diri mu
Terimakasih untuk update hari ini (y)
sasuga mimin dono
ReplyDeleteHoho:)
ReplyDeleteUp min
ReplyDeleteThe best lah adminnya
ReplyDeleteSemangat min
ReplyDeleteAkhirnya dibahas lagi nih nigredo ��
ReplyDeleteGaskeun
ReplyDeleteJangan kasih kendor
Hmmm. Makin penasaran apa keinginan negredo dan pestonya... Hmm... Makin mantap... Tetap sehat selalu... Puasa semoga bebas virus rese.. Moga... Biar bisa trawih dgn tenang dan khusyu...
ReplyDeletePaling masalah manusia yang dikurung dan disiksa,soalnya di cerita sebelumnya pernah dibahas kalo mereka berdua menentang ainzsama untuk manusia yang tidak bersalah diperlakukan seperti ituh
Deletelanjut minnn
ReplyDeleteKyk Itachi ma sasuke ea
ReplyDeleteJaga kesehatan ya min, jangan bosen buat post terus wkwk,, saya selalu menunggu nya ��
ReplyDeleteLanjut min crazy up lagi min
ReplyDeleteBagus banget 🙏
ReplyDeleteAlhamdulillah update
ReplyDeleteTumben panjang ya
ReplyDeleteBtw thanks min
Lanjut Gan. Terima Kasih
ReplyDeleteSssuuugooiiiii👍
ReplyDeleteRed drop adventure udh muncul yah...m
ReplyDeleteAnjay gw telat baca, thx min udh TL
ReplyDeleteSasuga mimin🥰🥰🥰
ReplyDeleteLanjut jangan sampai kendor
ReplyDeleteKeeerrreeennn....
ReplyDeleteTetep semangat & Lanjut terus min
semangat min.. terimaksih!
ReplyDeleteSip , lanjut min smangat truz
ReplyDeleteTidak sabar liat albedo gelud
ReplyDeleteGue penasaran *"&$+$;36;!$;&/=¢^
ReplyDeletesemangat min
ReplyDeletepasukan lemah di nazarick dianggap bencana di Dunia baru wkwkwkwkk
ReplyDeleteBantai aja tuh mereka Ainz-sama wkwkwk
ReplyDeleteUmu!!
ReplyDelete(y)
ReplyDeleteNtaps min lanjutkan,gak sabar pengen liat ainz turun ke lapangan xD ty btw udah di terjemahin ntaps
ReplyDeleteLanjut min, dtnggu kelanjutanya.
ReplyDelete" senjata seperti di gundam - gundam " ... Fix musuhnya gundam
ReplyDelete👍
ReplyDeleteSasuga Ainz sama..:D
ReplyDeleteLANJOT
ReplyDeleteSemangat terus min... Lanjutkan
ReplyDeleteMantap min, ditunggu kelanjutannya
ReplyDeleteSelalu diberikan kesehatan min
Salah paham mulu Ainz-Sama
ReplyDeleteAmazing man
ReplyDeletekasih tempat like dong min
ReplyDeleteSasuga mimin 🥰🥰🥰...
ReplyDeletesasuga.. lanjutttttt
ReplyDelete👍 Thanks sangat min, otw baca. . .
ReplyDeleteMantap min, lanjut terus
ReplyDeleteLanjut min, mantap
ReplyDeleteCepet y udah mau setenganya lagi jj
ReplyDelete���� lanjut min ����
ReplyDelete≥3≤
ReplyDeleteSemangattttttt!!!!!!!!
ReplyDeleteDitunggu next chapternya (y)
THX MIN LANJOT TROSS
ReplyDeleteLanjut bosq
ReplyDeleteSemngat min
ReplyDeletePedang berbilah gelombang = glaive. Semoga TLnya semakin rapi kedepannya.
ReplyDeleteLanjutkan min
ReplyDeleteGas Trus Min
ReplyDeletethe hand that held the wave-bladed sword, disini nyeritain kalo si Skama ini nggak tau jenis pedang/sebutan pedang yg dipegang death knight, Pedang death knight kan emang mlengkung2
ReplyDeleteKagum ane am org2 yg dedikasi translet beginian. Yah meskipun emang ad bbrp yg aneh sih kalo di artiin ke bhs Indonesia. Mgkn perlu buka lowongan untuk Profreader min :D
ReplyDeleteBTW, translet nya lgsg dr RAW apa dr English?
(k) (k) (k) (k) (k)
ReplyDeletethanks minn
ReplyDeleteMantab lanjut terus
ReplyDeletesemamgat terus min
ReplyDeleteWah wah semangat ya min ditunggu terus,
ReplyDelete👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍
ReplyDeleteLanjut min, btw ini update tiap kapan?
ReplyDeleteLanjut
ReplyDeleteSasugay admin sama
ReplyDeleteCheck ke 12 kali ny untuk hari ini
ReplyDeleteNice min
ReplyDeleteKejar terus min, ga sabar pengen tau yg dimaksud witch itu siapa, berharap banget kalo si rener
ReplyDeleteRed drop player atau gk sih ?
ReplyDeleteNice
ReplyDeletesi bungsu belum ada kabar ya
ReplyDeletePengen liat ada player kuat yg ngalahin ainz-sama selain touch me
ReplyDeleteMantap min translatenya mudah dipahami dan ada keterangan translatornya juga mudah dipahami
ReplyDeleteJejak-kun
ReplyDeleteMakasih Min
ReplyDeletettep kurang suka dgn plot pembantaian warga kingdom ini, krn hrsnya Ainz hny mengincar kerajaan jingdom saja.
ReplyDeleteMalah mainstream ding, sama kek crita lain yg cuma nyerang tentara ama orang dari kerajaanya
DeleteThanks min
ReplyDeletePp 🗿
ReplyDeleteGua tau apa yg akan dibicarakan ,hihu
ReplyDelete